Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Virus Corona, Apa Dawuh Syaikhona?

Oleh: Muhsin Muis
(Dosen dan Penulis Buku-buku Motivasi Islam)

Bagi masyarakat Pamekasan secara umum, mungkin panggilan Syaikhona belum begitu diketahui siapa maksudnya. Namun bagi sebagian, panggilan tersebut sudah sangat sering terdengar di telinga. Beliau adalah KH. Muhammad Syamsul Arifin, pengasuh Pon-Pes Darul Ulum Banyuanyar, salah satu pesantren terbesar di Pamekasan, Madura.

Siapa yang tidak mengenal beliau? Hampir seluruh masyarakat Pamekasan, bahkan Madura pasti mengenalnya. Sosoknya yang penyabar, lembut, penyayang dan bijaksana membuat setiap mata yang memandang langsung mengaguminya. Tak heran, jika kemudian beliau menjadi panutan sebagian besar masyarakat Pamekasan, pada khususnya, Madura, pada umumnya.

Dawuh-dawuh-nya juga seringkali menginspirasi banyak orang. Yang terbaru adalah dawuh beliau, menanggapi munculnya virus corona, yang saat ini sedang melanda dunia. Kata beliua, “Media mengabarkan corona, manusia begitu paniknya. Sedangkan Al-Qur’an mengabarkan neraka, manusia begitu santainya”.

Manusia memang dibuat panik oleh virus yang satu ini. Saking paniknya, tempat-tempat ibadah pun ditutup. Ibadah sholat Juma’t atau sholat berjamah di Masjid, bagi umat Islam untuk sementara ditiadakan. Intraksi manusia pun dibatasi. Harus jaga jarak, atau kalau tidak, diam saja di rumah.

Baca Juga : Upaya Lahir Batin Menanggulangi Corona 

Kondisi ini kemudian menuai perdebatan di kalangan para ulama. Khususnya yang berhubungan dengan ibadah sholat Jum’at atau sholat berjama’ah di masjid yang untuk sementara ditiadakan. Sebagian besar membolehkan, seperti ulama-ulama Al-Azhar, Kairo Mesir dan Majlis Ulama Indonesia. Numun, ada pula yang menentang dengan keras, seperti KH. Muhammad Najih Maimoen, kalau di Indonesia. Tentunya, mereka memiliki landasan hukum masing-masing. Kita tidak perlu mempermasalahkan itu. Jika menurut kita baik, kita diikuti. Jika tidak, kita tinggalkan saja.

Hingga kini, Virus Corona atau lebih dikenal dengan Covid-19 ini memang sudah banyak memakan korban. Pada tanggal 01 April 2020, virus ini sudah melanda sekitar 203 negara/kawasan, yang terinfeksi sekitar 754.948, dan yang meninggal sekitar 36.571.

Di Indonesia, yang positif terinfeksi sekitar 1.677, yang sembuh sekitar 103, dan yang meninggal sekitar 157. Di Jawa Timur, 103 terkonfirmasi positif Covid-19, 7.328 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 536 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 22 orang sembuh, dan 9 orang meninggal dunia. Sementara, di Pamekasan, 1 Positif Covid-19, 178 Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan 3 Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Jadi, wajar sebenarnya, jika manusia panik dibuatnya.

Hanya saja, jangan sampai kepanikan kita terhadap kabar Corona pada media ini, mengalahkan kekhaufan kita pada kabar siksa neraka yang terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga membuat kita melalaikan kewajiban yang memang sudah disyari’atkan. Tersiksanya terpapar Covid-19 tidak akan jauh lebih tersiksa daripada terbakar api neraka. Terinfeksi Covid 19, lalu meninggal, kita masih bisa tergolong mati syahid yang sudah pasti surga tempatnya di akhirat. Sementara api neraka adalah siksaan  Tuhan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang lalai, membangkang dan tak percaya pada qadha’-qadar-Nya, selama di dunia.

Kita boleh waspada dan berhati-hati dengan mengikuti semua himbauan pemerintah. Memperhatikan pola makan, menjaga kebersihan, menghindari perkumpulan dan yang lain. Tapi, kita tetap harus pasrahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Sebab,  meskipun semua himbauan sudah diikuti, tetapi jika Tuhan menghendaki, maka kita akan tetap terinfeksi. Begitu kira-kira hikmah yang dapat kita petik dari dawuh Syaikhona.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: