Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Tadabbur Diri Akan Kemanusiaan

Tadabbur Diri Akan Kemanusiaan by orangramai

Manusia itu binatang. Makan, minum, tidur dan kawin. Yang membedakan manusia dari binatang lainnya, adalah kemampuannya untuk berpikir, merenung dan berbicara. Yang semuanya ini terjadi karena akal yang Allah berikan kepadanya. Tapi kalau manusia tidak bisa memfungsikan akal ini dengan baik, tak ubahnya ia seperti monyet, kucing, anjing dan lain sebagainya.

Berbicara hendaknya dilakukan setelah berpikir terlebih dahulu. Berbuat pun demikian, jangan sampai seorang bertindak tanpa diawali oleh proses berpikir. Sebab itu akan membahayakan diri dan orang lain.

Otak kita teramat besar. Maka jangan sampai kita sendiri yang membuatnya kerdil. Allah telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baik ciptaan-Nya. Maka, jangan sampai karena kemalasan kita untuk berpikir kemudian menjadikan kita diterjunkan pada posisi makhluk terendah. Untuk itu, terus mengasah pikir perenungan kita, adalah keharusan yang harus kita lakukan terus menerus.

Imam Al Haddad rahimahullah menganjurkan kita untuk sentiasa berpikir atau merenung setidaknya pada lima hal:

1. Merenungkan segala yang Allah ciptakan. Baik yang ada di bumi atau pun yang di langit. Bintang gemintang, matahari, rembulan. Gunung ditegakkan, laut tak bertepi. Macam-macam kuda, kambing, onta dsb.

Dan bahkan rupa manusia yang demikian sempurna. Yang terkecil saja, hidung kita menghadap ke bawah, bukan ke atas. Coba saja kalau ada yang mau mencoba mebaliknya. Saya jamin, kalau Sampean berhujan-hujan, air hujan akan memenuhi hidung Sampean.

Melakukan perenungan pada semua makhluk ciptaan Allah, akan menyebabkan kita semakin mengenal Allah.

2. Merenungi semua nikmat yang Allah berikan kepada kita. Baik nikmat dunia dan terlebih lagi nikmat agama. Nikmat dunia, seperti badan sehat, makan cukup, istri, anak-anak dan kawan-kawan yang baik, rumah yang layak, kendaraan dan lain-lain.

Nikmat agama, seperti iman dan Islam yang saat ini kita yakini. Sungguh ini adalah nikmat Allah yang paling besar, yang pernah diberikanNya kepada manusia, dari Nabi Adam as hingga hari kiamat kelak. Maka, mari kita rawat iman kita dengan melakukan segala ketaatan kepada-Nya. Kita tinggalkan yang haram, kita tegakkan yang wajib. Serta dengan rakus kita kerjakan yang sunnah.

Perenungan terhadap nikmat-nikmat Allah akan makin menumbuhkan cinta kita kepada Allah. Serta menambah besar rasa syukur kita kepada-Nya.

Baca Juga : Pesan Tanpa Kata 

3. Merenungi betapa besarnya hak Allah kepada kita. Hak Allah untuk kita sembah, kita taati segala perintahNya dan kita jauhi laranganNya. Sekaligus kita merenung, bahwa selama ini kita begitu tak berdaya untuk menjadi hamba Allah baik. Kita masih sering membangkang dan menyimpang.

Melakukan perenungan terhadap segala pembangkangan diri dan betapa besarnya hak Allah kepada diri kita, akan menumbuhkan rasa takut dan malu kepada Allah. Sehingga berikutnya kita akan menjadi hamba Allah yang lebih taat dan takut kepadaNya.

4. Merenungi dunia yang sementara ini. Dunia yang penuh kotoran dan tipu daya. Dunia yang melalaikan. Sungguh dunia termasuk singkat. Rata-rata kita hanya 60 sampai 70 tahun saja. Sedikit saja yang sampai 80, 90 dan apa lagi 100 tahun. Bahkan banyak juga yang di bawah 60 tahun sudah harus mati meninggalkan dunia.

Pandai bersikap terhadap dunia yang sementara ini, akan menyebabkan kita tidak tamak kepadanya. Kita hanya akan mencari dunia secukupnya. Tidak akan menumpuk sebanyak-banyaknya sebagaimana yang dilakukan sebagian orang. Apa lagi kalau sampai menyikat hak orang lain. Sungguh ini tidak akan kita lakukan!

5. Merenungi akherat. Akherat yang kekal dengan segala bahagia dan kegembiraannya. Akherat yang penuh nikmat yang sebenarnya. Surga dengan keindahan taman-tamannya. Surga dengan senyum dan candaan bidadari yang tak berkesudahan.

Namun, sebaliknya, di akherat juga terdapat neraka dengan siksanya yang tak berakhir. Disediakan untuk orang-orang yang ketika di dunia kufur kepada Allah serta membangkang perintah dan laranganNya.

Pandai menyambungkan pikiran dengan akherat, akan menumbuhkan kerinduan kita untuk menjadi salah seorang yang berhak menghuni surga. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: