Kau bisa tegak berdiri melakukan takbiratul ihram, membaca doa iftitah, fatehah dan disambung dengan surat lainnya dalam Al Qur`an, adalah satu nikmat yang tak terkira.
Bisa rukuk pada posisinya yang tepat tanpa ada rasa sakit yang menyertai, ini juga kurnia besar yang pernah Allah berikan kepada hamba-Nya.
Pun, kau bisa tersungkur dalam sujud yang paling khusyuk tanpa gangguan sakit apapun, adalah seagung-agungnya pemberian.
Sungguh nikmat shalat itulah sejatinya nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman. Kenikmatan yang tak akan pernah bisa ditukar dengan apapun isi dunia ini.
Bahkan Kanjeng Nabi –shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Dua rakaat shalat Fajar itu lebih baik dari dunia dan segenap isinya.”
Itu shalat sunnah. Tentu shalat-shalat fardhu memiliki keutamaan yang jauh lebih besar dari semua shalat sunnah.
Maka, selagi tubuhmu tegap. Selagi sehat masih kita miliki dan selagi usia belum renta, mari tegakkan shalat dengan sebaik-baiknya.
Waktu shalat Jum’at tadi, kebetulan saya berada di samping orang yang shalat duduk di atas kursi. Ia hanya bisa berdiri, kemudian duduk lagi di kursi itu.
Orang itu tak bisa rukuk, tak bisa sujud dan juga tak bisa duduk tahiyyat semestinya.
Saya pun bertanya pada diri… diri yang masih sehat, diri yang masih sanggup rukuk dan sujud dengan baik, namun seringkali rukuk dengan tergesa. Tak jarang sujud begitu terburu-buru.
Padahal sebaik-baik keadaan hamba di hadapan Tuhannya, adalah saat ia sedang menyembah dalam sujud dan rukuk yang paling khusyuk. Pun, saat berdiri menghadap kiblat dan duduk antara dua sujud, serta duduk tahiyyat yang paling sempurna.
Shalat-lah dengan baik, sebelum kau susah berdiri.
Shalat-lah dengan baik, sebelum kau kesulitan rukuk.
Shalat-lah dengan baik, sebelum kau tak bisa rukuk.
Shalat-lah dengan baik, sebelum untuk duduk saja kau tak berdaya.
Shalat-lah dengan baik, sebelum ragamu tak bergerak, karena nyawamu telah dicabut! (Abrar Rifai)
1 thought on “Sebelum Mati”