Lidah bukan sekedar bisa mematikan, tapi ia adalah cat serupa aspal
Aspal sejatinya untuk meratakan jalan, agar mudah dilalui beragam kendaraan
Tapi ketika aspal telah melaburi otak-otak lugu, jadilah ia hitam legam, buruk dan bara
Pun, hati yang terlanjur rata dengan aspal panas nan hitam, tak ada lagi yang tampak selain angkara
Lugu dan dungu sering begitu dekat, karena empunya tak sanggup membuat lapis pada pekat aspal yang melaburi
Baca Juga : Sakit Bukanlah Aib
Benci adalah kawan karib aspal, sehingga tak kira lagi apapun hamparan, semua akan rata hasutan
Kelam malam, pada puncaknya akan berangsur remang hingga fajar datang menyingsing
Tapi pekatnya hitam aspal, teramat sulit kau lepas darinya
Tapi kejernihan minda dan kebeningan kalbu, selalu menyediakan jendela untuk kau menatap keluar
Bahwa di luar ada cahaya,
Bahwa dunia ternyata terang,
Bahwa hijau begitu menghampar,
Pun, ragam bebungaan ternyata tumbuh di taman-taman yang tak lagi sanggup kau capai sekarang
Keluarlah, lururuhkan segenap aspal yang melumurimu, sebelum kau terbenam dalam kubang hasutan yang begitu mengerikan! (Abrar Rifai)
1 thought on “Aspal”