Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Kepergian Pengamal Asmaul Husna

Habib Husein pernah memarahi saya. Tak sekedar marah, tapi sudah maki hanum. Sebab menurut beliau, saya sudah melakukan satu dosa besar!

Ketika itu saya membiarkan ayah saya yang sedang sakit di penginapan, ditemani oleh saudara sepupu saya.

Sementara saya tidur di rumah beliau. Habib Husein sendiri sebelumnya tidak tahu, bahwa saya datang ke Johor Bahru bersama ayah.

Nah, sikap saya yang tidak membawa serta ayah bermalam di rumah beliau itulah yang ia maksud sebagai satu dosa besar!

“Apalah engkau ini, bodoh!” sergahnya.

Baca Juga : Kembali Merasakan Kehilangan

Pun, kalau didapatinya saya ada di Johor Bahru sudah beberapa hari, dan tak datang ke rumahnya, beliaupun akan marah. “Apalah engkau ini, dah ramai kawan orang-orang kaya kat JB ni, dah tak mahu tidur rumah saya!” katanya suatu ketika.

Syed Husein bin Alwi Al Atthas, memang dikenal apa adanya, ceplas ceplos. Kalau mau marah, marah aja. Tapi selesai, ya selesai. Marahnya pun karena didorong untuk menyampaikan kebaikan.

Begitulah karakter kebanyakan orang Arab, tidak basa-basi dan bermanis-manis di tengah satu kejahatan atau kedurhakaan yang disaksikannya.

Tapi di balik sikapnya yang seperti itu, sungguh Habib Husein adalah orang baik. Sangat baik. Ramai orang yang memberikan kesaksian semacam itu.

Pernah saya datang ke rumahnya, selepas Asar. Waktu itu bulan puasa. Segera ia bercakap dengan istrinya, “Sa’diyah, sekarang engkau pergi pasar, beli ikan, daging, lauk betul-betul. Ada Ustaz Abrar ni, jauh daripada Malang, kena beri hidangan yang terbaik!”

“Apelah Habib ini, dah jam berape ni. Dah nak Maghrib pun, saya dah tak larat nak pergi,” jawab istrinya, yang juga saya kenal baik. “Lagi pun saya dah beli banyak, ade dalam peti ais tu. Ustaz Abrar nak makan ape, cakap je.”

Di rumah Habib Husein saya diberi kamar khusus. Disuruh memilih, mau di atas atau di bawah. Tak setakat itu, beliau pun memberi saya satu kereta, untuk saya bawa sendiri. “Tak kesalah, engkau ni pergi mana, nak pergi KL ke, nak pergi Klantan, bawa aja kereta itu. Asal jangan pergi Singapore, nanti kau kena tahan polis!” katanya, sambil menyerahkan kunci.

Maka, saat berkunjung ke rumah Mbak Choiriyah Ummu Aisyah , ketika beliau masih di JB, saya bawa mobil sendiri. Itu mobil dipinjami Habib Husein, bukan mobilnya istri muda sebagaimana tuduhan kawan-kawan.

Orang Johor biasa memanggil beliau, Syed Husein Asmaul Husna. Sebab memang beliau selama ini mengampu majlis pembacaan Asmaul Husna di rumahnya secara rutin. Begitu juga keliling ke berbagai rumah jamaah di seputaran Johor.

Dua anak beliau, Syed Ahmad dan Syed Alwi pernah mondok di Babul Khairat, sebelum akhirnya seorang di antara mereka melanjutkan belajar ke tanah leluhurnya, Hadramaut, Yaman.

Pandemi Corona telah memenjarakan orang di negaranya masing-masing, bahkan di dalam kotanya sendiri. Itulah yang menghalau saya, hingga tak boleh berkunjung ke Johor Bahru. Padahal rindu kepada kota yang berbatasan langsung dengan Singapura itu sudah demikian mendera.

Jadi sudah hampir dua tahun saya tidak ke Malaysia, tidak ke Johor dan tentunya juga tidak jumpa Habib Husein.

Nah, sekitar sebulan yang lalu melalui status seorang kawan di FB, saya melihat gambar Habib Husein sedang memakai kursi roda.

Segera saya telpon. Rupanya belaiu tengah sakit (bukan covid). Saya sempat ngobrol dengan beliau, dengan istrinya juga. Beliau meminta doa dan berkirim salam kepada kawan-kawan di sini.

Tadi Jam 2 dini hari, anak beliau, Syed Alwi menelpon. Saya yang masih tidur terperanjat bangun. Saat saya lihat di laman HP nama Kak Sa’diyah JB, saya langsung lemes. Jangan-jangan ini berita duka.

Dan benar saja, setelah saya angkat, dari seberang segera terdengar suara Alwi, “Assalamualaikum… Ustaz, abah saya dah meninggal.” suaranya bergetar. Itu saja, setelah itu dia tutup telepon.

لولا الإيمان باللقاء والاجتماع بمن نحب في الآخرة لانكسرت القلوب حسرة على موت الأحباء.

(Kalau bukan karena keimanan bahwa kita akan berjumpa dan berkumpul kembali di akhirat, niscaya hati sudah remuk redam karena sedih atas kewafatan orang-orang tercinta.)

Selamat jalan ya Habib… Segenap kebaikanmu akan selalu terkenang, menjadi jariyah untuk melapangkan kuburmu dan meluaskan peraduanmu selama di Barzakh. Al Fatehah!
(Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: