Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Haruskah Nyinyir dengan Kebaikan Orang di Tengah Wabah?

oleh : Syahirman/Driver Ojol

Beberapa hari yang lalu ada orang tua kaya raya yang membagi-bagikan beras sebanyak 5 kg dan uang senilai 100 ribu rupiah kepada pengemudi becak dan masyarakat di kota Solo. Aktivitas bagi-bagi ini seperti sengaja divideokan, kemudian diviralkan oleh banyak orang di berbagai platform media sosial.

Menyikapi video yang viral itu, beragam pandangan netizen pun berseliweran di kolom-kolom komentar unggahan dunia maya.

Ada yang sangat mendukung lantaran kondisi sulitnya masyarakat kelas bawah dalam mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di tengah mewabahnya virus Corona.

Kelompok ini berpendapat, perbuatan baik orang tua itu tak ubahnya hujan di tengah kemarau panjang. Hujan yang mengguyur begitu lebatnya sehingga susana batin masyarakat terasa amat bahagia. Kebahagiaan itu terlihat jelas dari wajah para penerima sedekah.

Bagaimana tidak, sudah hampir sebulan sejak wabah virus Corona masuk di negeri ini. Banjirnya informasi membuat banyak orang ketakutan untuk keluar rumah. Rasa takut semakin pekat lantaran cara penanganan dari pemerintah dinilai kurang becus.

Keputusan lockdown atau karantina wilayah membuat para pekerja berpenghasilan harian seperti tukang becak, driver online, supir angkot dan lain-lainnya kian kesulitan mendapatkan uang demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

Berseberangan dengan kubu yang mendukung, tak sedikit pula netizen yang berpandangan negatif. Alasannya, orang tua yang membagikan beras dan uang tunai kepada masyarakat kelas bawah ini, ternyata berteman baik dengan Presiden Jokowi dan beberapa politisi Partai Merah.

Oleh mereka, kegiatan amal tersebut dipandang sebagai aksi pencitraan politik secara halus, yang ujungnya bisa jadi digunakan untuk memuluskan jalan bagi anak Pak Jokowi, Gibran, dalam helatan pemilihan Walikota Solo mendatang.

Pendapat ini diperkuat dengan terkuaknya video yang memperlihatkan bapak tua ini dengan Gibran dalam sebuah acara penggalangan dukungan dalam rangka Pilkada Kota Solo.

Baca Juga : Sukarelawan Partai Gelora Surabaya Bagi-bagi Masker Dan Logistik  

Dalam pandangan penulis, tidaklah bijak jika kebaikan seseorang dianggap selalu bernilai politis lalu dicap sebagai pencitraan demi ambisi politis semata.

Jangan naif. Coba berkaca diri, sejauh apa kontribusi yang sudah dilakukan untuk membantu masyarakat kelas bawah di tengah gelagat kebingungan Pemerintah dalam menangani wabah Corona ini? Jangan hanya nyinyir tanpa ada kontribusi apapun.

Ayo move on. Masa inkubasi cebon dan kampret sudah selesai! Jangan lagi diperpanjang. Isilah-istilah tersebut hanya akan menjadi sampah dalam pikiran. Cobalah berpikiran positif agar outputnya kata-kata dan kalimat penuh makna.

Saat ini, masyarakat kelas bawah berharap banyak dari donatur-donatur yang mulia. Agar dapat membantu masyarakat keluar dari persoalan ekonomi yang kian melilit.

Saatnya kita bersama-sama, saling membantu, bahu membahu dalam mencari solusi dari segala persoalan yang ada.

Semua rakyat terdampak akibat ketidakjelasan cara penanganan wabah oleh pemerintah, akankah kita hanya menjadi bagian dari pembuat masalah tanpa memberikan solusi kepada masyarakat?

Masalah masyarakat kecil sudah sangat banyak. Jika belum mampu berbuat baik, jangan hanya nyinyir tanpa melakukan apa pun. Meski belum mampu berkontribusi, berupayalah untuk memberikan solusi dengan berpikir positif.

Kalaupun memang benar perbuatan orang tua itu memiliki agenda tersembunyi untuk pencitraan politik, mengapa harus sewot?

Bukankah banyak pula yang memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak Corona dengan mengatasnamakan partai secara terbuka?

Ambil nilai positifnya. Semua pihak yang membantu masyarakat memiliki niat masing-masing. Urusan niat, biarkan mereka dan Tuhan yang tahu. Itu bukan urusan kita.

Apa yang sudah dilakukan orang tua ini merupakan pesan moral yang juga harus diikuti oleh orang kaya lainnya.

Harta kalian tidak akan dibawa mati. Inilah saatnya berbuat untuk persiapan kehidupan kekal setelah kematian. Jangan sia-siakan sisa waktu yang tersisa. Bukankah datangnya wabah menjadi salah satu tanda kian dekatnya kedatangan Hari Kiamat?

Wallahu a’lam

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: