Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Ketika Sya’ban sudah melalui separuh perjalanannya, dua pekan lagi Ramadhan akan tiba. Hai, diri, adakah kau telah bersiap menyambut tamu agung itu?

Ketika Sya’ban tak terasa sudah hampir di ujung, sementara diri masih terus berkutat entah dengan apa. Seakan acuh pada Ramadhan yang segera menjelang. Duh!

Ketika Sya’ban sudah terbelah dua, perlahan ia akan membentuk sabit semula. Untuk kemudian pergi berganti sabit Ramadhan. Sementara kelalalian diri terus bergelayut dan enggan pergi.

Baca Juga : Menyikapi Perbedaan

Ketika Sya’ban dengan beragam peristiwa di dalamnya nyaris paripurna, saatnya diri berbenah. Sebab tak seorangpun kita tahu apakah Ramadhan nanti kita masih bernyawa?

Konon para sahabat Rasulullah -radhiyallahu ‘anhum ajmain, enam bulan sebelum Ramadhan datang, sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut bulan suci itu.

Kita, sudah tersisa dua putaran minggu, entah apa yang masih kita sibukkan, hingga tetap biasa-biasa saja.

Biasa saja dengan kebiasaan kita biasanya. Kebiasaan yang memang sudah biasa kita lakukan.

Abai terhadap banyak hak Allah Ta’ala.

Abai terhadap hak Nabi -shallallahu’alaihi wasallama.

Abai terhadap hak orang tua. Hak istri, anak dan seterusnya, semua orang yang mempunyai hak atas diri kita.

Hati kita yang terus menjelaga, Ramadhan adalah saat yang tepat untuk membasuhnya. Hanya Ramadhan masa yang benar-benar bening, untuk kita berkaca atas ke-brengsek-an diri.

Untuk itu, kita dialu-alukan untuk segera berbenah, bersiap dan bersedia untuk masuk Madrasah Ramadhan, agar kita berdaya mengarungi satu bulan masanya dengan segenap peribadatan terbaik.

Hai Kamu, yang saat ini menatap bulan yang sudah koyak separuh, carilah kemana hilangnya separuh tersebut. Kemudian peluk erat separuh sisanya, untuk nanti kau dekap Ramadhan sepenuh hati. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: