Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Penjara

Oleh: Lailatus Syukriyah

Hari ini cukup jauh jalan-jalan bermotornya. Mulai dari kost saya di Bantul, menuju Sleman bagian barat, poto-poto dengan wedhus di Sleman Utara, sampai ngopi di Kota Jogja.

Niatnya saat ngopi memang mau kenalan dengan seseorang yang mungkin akan kami target untuk menjadi designer tim kami. Kalau cocok. Sebut saja namanya Indra, bukan nama sebenarnya.

Indra adalah teman kuliah Didin, salah satu tim inti di start-up yang sedang kami bangun. Menurut keterangan Didin, Indra adalah lulusan terbaik dan tercepat di jurusan fisika UIN Sunan Kalijaga dengan IPK 3,9. Nyaris sempurna.

Baca Juga : Selamat Berbahagia, Maliha!

Ia pun sedang mengurus bisnis penerbitan. Sendirian. Tidak punya tim. Singkat cerita, ia menawarkan diri untuk menjadi tim design kami setelah melihat Didin pasang twibbon salah satu event inkubasi bergengsi. Walau akhirnya kami tidak lolos, cukup menarik beberapa orang menawarkan diri sebagai anggota tim.

Hal yang menarik dari sosok Indra adalah ia cukup hebat sendirian dan menikmati kesendirian. Mengaku kalau sulit bergaul, pernah bisnis dalam tim tapi jalan di tempat, justru melesat ketika digarap sendirian.

Sebagaimana biasa ketika ada laki-laki baru dalam geng ngopi kami dan masih single, teman-teman saya akan menyodorkannya pada saya yang juga masih betah menjadi single lillah.

Gayung bersambut, Indra lebih banyak mengobrol dengan saya dan penasaran sampai minta izin mengecek wajah saya dengan detector umur yang tentu saja saya tolak. Pasalnya Indra penasaran, kalau dari obrolan tampaknya saya lebih dewasa darinya. Namun wajahnya sepertinya tidak. Ehem.. boleh menyebut merk skincare ndak yaa hehehe.

Saya juga cukup defensif jika menyangkut informasi pribadi. Apalagi dengan orang baru. Soal umur saya menjawab, “Nggak pentinglah berapa umur saya. Yang penting ketika kita ngobrol nyambung.”

Obrolan masih asyik sampai akhirnya kami membahas Mensos yang tersandung kasus korupsi. Di tengah emosi obrolan teman-teman saya, Indra bertanya, “Aku sampai berimajinasi pengen dipenjara tapi sendirian ruangannya.”

Saya menjawab, “Ya kamu dipenjara dulu aja. Terus bikin ulah. Berantem sama tahanan lainnya tiap hari. Nanti dipenjara di ruangan sendiri.”

“Yaah itu kan tapi penjaranya isolasi. Ada ndak sih ruangan penjara yang normal tapi buat sendirian?”

Ckck saya tidak bisa berkata. Indra pun melanjutkan, “Aneh ndak sih aku sampai punya imajinasi dipenjara?”

Saya menjawab dengan pertanyaan, “Sebegitu menyebalkannyakah hidupmu?”

“Nah.. yaitu.”

Berikutnya di tengah keributan teman-teman saya sementara saya hanya menjadi pendengar karena sudah lelah roadshow tiga kota, Indra mencari celah perhatian dengan memancing topik pembicaraan.

Sampai topik paling aneh dan saya menjawab singkat karena disamping lelah, saya juga tidak tertarik. Ia mulai banyak diam. Kemudian saat ia ke toilet, teman-teman saya bertanya, “Jadi ndak, ambil dia jadi designer?”

Kami sepakat untuk tidak. Pertanyaan selanjutnya, “Mbak Ila tertarik personal ndak sama dia? Kalau tertarik ya pepet.”

Jawaban saya menentukan respons teman-teman saya. Ketika Indra kembali dari toilet, teman-teman saya mulai membicarakan kriteria saya dari segi fisik yang justru berkebalikan dengan Indra. Memang sungguh terlalu kok teman-teman saya itu haha.

Untungnya pembicaraan tentang saya cuma beberapa detik. Berikutnya kembali berisik membahas isu terkini. Indra sudah benar-benar tidak nyaman karena pada dasarnya ia pun membenci keramaian. Maka walau hujan masih deras, Indra berpamitan.

Dari Indra kami belajar, bahwa skill memang penting, tapi kerjasama tim membutuhkan lebih dari itu. Tidak semua orang introvert dan lulusan terbaik karakternya sama seperti Indra.

Belum lama ini saya juga kenalan dengan seorang introvert, lulusan terbaik jurusan perbankan, tapi tetap asyik ketika mengobrol dan bisa bekerja sama.

Well then, semua orang punya kepribadian unik yang dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan pengalaman di masa lalu, juga watak bawaan. Bagi saya pribadi, yang paling penting adalah mengenali diri sendiri, sadar kelebihan dan kekurangan, dan mampu hidup dalam tatanan sosial.[]

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: