Oleh: Maryam Smeer
Rasanya durhaka saya jika tidak menuliskan tentang hal unik yang terjadi di kota kelahiran saya ini. Padahal begitu banyak tradisi yang ada di kota Pudak ini.
Kita mulai dengan malam 23 Ramadhan. Di Desa Gumeno, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik ini diadakan tradisi yang cukup terkenal. Tradisi ini dikenal dengan nama Kolak Ayam. Penggemar kolak pasti terbelalak ketika mendengar nama ini. Kolak yang biasanya identik dengan manis, berbeda dengan kolak jenis ini.
Ada beberapa hal unik dalam pembuatan maupun sejarah tradisi Kolak Ayam ini. Diantaranya, persyaratan yang memasak. Semua yang memasak harus laki-laki. Ini karena dari sejarah bermulanya tradisi ini. Memasaknya pun harus di atas kuali dari tanah liat dengan api dari kayu bakar.
Menurut kisahnya, kolak ayam bermula dari zaman Sunan Dalem. Beliau dikenal sebegai penerus kesultanan Giri Kedaton yang kedua sejak tahun 1506, setelah ayahnya Sunan Giri (Syeikh Maulana Ainul Yaqin) wafat. Sunan Dalem, Peranannya dalam penyebaran agama Islam antara lain dibangunnya sebuah masjid dengan atap bertingkat tiga, yang mana masjid tersebut kini disebut Masjid Tiban.
Tradisi ini bermula ketika Sunan Dalem melakukan dakwah di Desa Gumeno pada tahun 1540 Masehi. Tak lama usai membangun masjid, Sunan Dalem jatuh sakit. Kabar sakitnya Sang Wali ini cukup membuat para santri dan penduduk terkejut sehingga mereka menandai peristiwa ini dengan sebutan Sanggiring, berasal dari kata ‘Sang’ (raja, pemimpin) dan ‘Gering’ (sakit).
Sakitnya Sang Wali selama beberapa waktu membuat para santri dan penduduk bingung mencari obat penyembuhnya. Hingga pada tanggal 22 Ramadan 946 Hijriah, sebuah mimpi menghampiri Sunan Dalem. Dalam mimpi itu ia mendapatkan petunjuk tentang obat penyakitnya, yakni ia harus memakan sebuah makanan dengan ayam jago berusia muda sebagai salah satu syarat utama bahan masakan. Sunan Dalem lantas mengutus para lelaki untuk mempersiapkan bumbu-bumbu masakannya, yakni daun bawang merah, gula jawa, jintan, dan santan kelapa. Sementara itu para santri mencarikan ayam jago muda.
Setelah Sunan Dalem meninggal dunia, tradisi ini tetap dilakukan dengan mengundang masyarakat sekitar untuk bersama menikmati hidangan buka puasa dengan menu utama yaitu Kolak Ayam. Hingga saat ini, yang menikmati tradisi ini di Masjid Jami’ Sunan Dalem terus meningkat hingga 2000an porsi habis pada hari itu.
Oh iya, sebenarnya Kolak Ayam bukanlah bahasa Indonesia asli. Dia berasal dari Bahasa Arab yaitu kholaqul ayyam yang artinya ‘mencari berhari-hari’. Itu menggambarkan pencarian obat untuk Sang Sunan oleh para santri selama berhari-hari.
(Bersambung)
Terkait
Ramadhan Ala Gresik-an (Bagian 3-habis)
Ramadhan Ala Gresik-an (Bagian 2)
Lontong Manggul