Ada banyak yang bertanya, kok bisa masuk turun ke lautan pasir Bromo dengan mobil sendiri?
Pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan di wall, sebab ada beberapa pelanggaran yang saya lakukan. Karena sebenarnya, secara peraturan, tidak boleh bawa mobil sendiri sampai ke lautan pasir.
Ada paguyuban Jeep yang akan mencegat kita di semua pintu masuk yang menuju gunung Bromo. Baik dari arah Malang, Pasuruan atau Probolinggo.
Baca Juga : Ingin Ku Raih Satu Bintang
Lantas saya kenapa kok bisa? Kalau mau tahu, sila datang ke rumah. Yang pasti, saya masuk dengan cara baik-baik dan para pemilik jeep pun tersenyum bahagia.
Ini foto diambil saat kami buka awning mobil, sekalian makan siang, sebelum lanjut menyusuri lautan pasir Bromo, dengan ragam pesonanya. Ada pasir berbisik, pasir berpuisi, pasir berjoget dan pasir berpolitik.
Lho, nama-nama semua pasir di atas memang beneran ada? Nggak, gak ada. Saya aja yang ngarang, bikin nama pasir sendiri. Tapi itu nama-nama saya buat sendiri untuk saya pakai sendiri. Orang lain gak boleh ikutan. Tapi kalau mau ikutan, ya silakan.
Pada setiap perjalanan yang kami tempuh, selalu memberikan pelajaran yang berbeda. Pada satu tempat ke tempa lainnya. Bahkan pada satu tempat dengan waktu yang berbeda.
Sehingga karenanya kita tak akan pernah kaget dengan berbagai rupa yang terjadi pada setiap belahan. Rupa yang tak terbesit dalam benak, tapi karena satu dan lain hal ternyata begitu.
Maka, mengharap orang akan sepenuhnya seperti yang kita harapkan, serupa berharap burung gagak datang kepadamu dengan warna putih. (Abrar Rifai)
2 thoughts on “Berjalan Membaca”