Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Sejak Tahun 2009 saya sudah biasa mengadakan lomba. Sebenarnya bukan diniatkan untuk memilih siapa yang terbaik. Tapi lebih kepada menjadikan semua lomba tersebut sebagai media untuk bersama-sama melakukan kebaikan.

“Fastabiqul khairaat,…!” perintah Allah pada ujung satu ayat. Berlomba-lombalah dalam kebaikan!

Ingat, berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan keburukan, bukan kejahatan. Apalagi konspirasi untuk saling menjatuhkan.

Lomba pertama yang saya gelar adalah lomba penulisan kisah-kisah persahabatan dunia maya yang mewujud nyata. Persahabatan yang dibina melaui pertemanan Facebook dan platform media sosial lainnya, tapi dengan syarat satu sama lain belum pernah bertemu darat.

Baca Juga : Muru’ah Kesederhanaan 

Ada lima ratus lebih orang yang berpartisipasi. Padahal itu di tahun 2009, ketika FB awal-awal ada. Tapi yang kita bukukan hanya 200 orang penulis. Buku tersebut berjudul: Long Distance Friendship, atau kami singkat LDF.

Juri melibatkan Prof. Ersis Warmansyah Abbas , Dr. Helvy Tiana Rosa , Mr. Heri Cahyo dan dua orang lainnya. Saya sudah lupa.

Masa itu kita pakai penilai para pakar, karena belum terpikir untuk melakukan penilaian berdasarkan pengumpulan like dan komen seperti sekarang. Jadi pemenang benar-benar karena pilihan orang-orang kompeten di situ.

Berikutnya kita buat lomba lagi, yang kita beri tajuk: Penghapus Mendung. Yaitu tentang bagaimana liku perjalanan hidup manusia untuk mencapai keberhasilan, dengan segenap pernik duka dan suka yang dilalui.

Adapun sekedar buku antologi yang kita kumpulkan bareng-bareng, tanpa ada embel-embel lomba, terus kita lakukan. Pak Heri Mulyo Cahyo yang banyak menangani. Sehingga lahirlah buku-buku antologi seperti Mendadak Lucu, Cinta Untuk SBY dan lain-lain.

Di luar yang saya dan kawan-kawan adakan, saya juga ikut berpartisipasi dalam penulisan buku-buku antologi yang dibuat orang lain. Ada yang memang dari awal saya diminta ikut, tapi ada yang naskah-naskah saya diambil di tengah jalan.

Saya bahagia saja. Silakan, lha wong atasane tulisan wae lho. Dibaca dan bermanfaat, itulah yang membahagiakan. Tidak juga harus dinisbahkan kepada saya sebagai penulis.

Ketika akhirnya –atas desakan Pak Heri CS, saya bikin website untuk mengumpulkan tulisan-tulisan saya di sana, saya juga bikin lomba untuk menandakan kehadiran website tersebut.

Jaman berganti, orientasi juga berubah. Dulu kita bikin lomba untuk bahagia dan guyub bersama. Kini ditambah keinginan agar orang ramai berkunjung ke website tersebut.

Jadilah sekarang kita tidak pakai tim penilai profesional. Tapi pemenang ditentukan berdasarkan banyaknya kunjungan pada naskah yang bersangkutan. Sehingga pemilik naskah pun berlomba mengajak saudara mara, kawan-kawan dan handai taulan untuk ikut berkunjung.

Pun, atas desakan Pak Heri Mulyo Cahyo akhirnya saya bikin channel YouTube, sayapun bikin lomba lagi. Dasar tukang lomba!

Lomba pembuatan video wisata. Kali ini anak SMA yang saya sasar. Sebab lomba saya buat antar SMA saja. Maka ketika ada siswa SMP atau anak yang sudah kuliah mau ikut, saya tolak.

Penilaian berdasarkan pengumpulan point yang didapatkan dari jumlah view, like, komen dan subscriber.

Tapi untuk lomba kali ini tak banyak peserta yang ikut, jauh dari target yang saya inginkan. Entah karena belum pengalaman atau karena memang saya gak tahu. 🙂

Yang ikut hanya sembilan peserta saja. Tapi lumayanlah. Sebab walau hanya sembilan peserta, telah sukses menaikkan jam tayang dan menambah jumlah subscriber hingga seribu lebih.

Sebenarnya kalau sekedar ingin menambah subscriber dan jam tayang, sudah banyak orang yang menawari saya untuk beli saja. Uang enam juta yang menjadi hadiah lomba, sudah lebih-lebih untuk beli subscriber dan jam tayang sampai channel tersebut monetisasi.

Tapi sekali lagi, tujuan saya tidak berorientasi profit seperti itu. Tapi lebih kepada niat, agar kita berkarya bersama. Bersama-sama menyuguhkan kebaikan kepada seramai mungkin orang.

Itulah hakekat kolaborasi yang sebenarnya. Bersama-sama berkarya, bersama-sama bermanfaat dan bersama-sama menangguk untung. Bukan menuai keuntungan atas perahan keringat orang lain. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: