Ruh-ruh itu laksana para laskar yang selalu bersepadu. Pun dengan tunggangan kita, jadinya semakin sayang pada Silverqueen.
Mobil garang dan tak kenal lelah dibawa jalan jauh, menempuh segala medan. Tapi begitu lembut ditunggangi, serasa kasur pengantin baru di hotel bintang lima.
Populasi tak banyak, tapi komunitasnya begitu padu. Ketemu di jalan mesti selalu saling telolet. Belum lagi kalau pas dilirik mempunyai striker yang sama: Fevci. Pasti minggir dah!
Baca Juga : Sampainya Sang Penempuh Jalan
Tak saling kenal, tapi akrab serasa saudara jauh yang lama tak jumpa.
Begitulah dengan mobil di samping saya ini. Saya melintas di Lumajang, sekilas saya lihat dia parkir di tepi jalan.
Saya samperin dan wow, mobil kita kembar siam. Warna sama, tahun sama, tipe sama dan sama-sama bersetiker Fevci.
Hanya saja Evinya Om Tama ini sudah lebih banyak aksesoris, variasi dan modifikasi laiknya mobil hobby yang biasa adventure.
Wajar, karena Om Tama sudah berada pada jajaran suhu. Sedang saya masih unyu-unyu.
Om Tama tinggal di Ungaran, Jawa Tengah. Kebetulan sedang berpetualang di Jawa Timur.
Memang punya mobil Everest itu, kalau tidak suka berpetualang. Sama seperti pria punya energi besar, tapi istrinya hanya satu. 🙂
(Abrar Rifai)
1 thought on “Al Arwah Junud Mujannadah”