Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Oase Ismail

Dari titik ini bermula perjalanan Bunda Hajar, dalam upaya mendapatkan oase untuk anaknya, Ismail yang terus menjerit kehausan.

Satu upaya yang tak akan bisa dijangkau akal. Bagaimana tidak, di gurun yang kering kerontang, menginginkan adanya air. Dengan hanya upaya berlarian dari shafa ke Marwa.

Sesaat setelah ditinggalkan begitu saja oleh suaminya, Nabiyullah Ibrahim –alaihissalam–, tanpa ada orang lain di gurun itu kecuali dirinya saja dan bayinya. Namun harapan Hajar kepada Tuhannya tak pernah jeda.

Berlari dari Shafa ke Marwa, begitu seterusnya sehingga tujuh kali putaran. Gusti Allah mboten sare. Hajar pun tak sekedar mendapatkan seteguk atau dua teguk air. Tapi Zamzam tetiba buncah, deras, tak henti sehingga kini dan bila-bila masapun.

Maka sempena sa’i dalam rangkaian ibadah umroh, baiknya kita semua menghadirkan Bunda Hajar dalam relung kalbu yang paling dalam.

Ketabahan, harapan dan segenap cita serta cinta Bunda Hajar adalah warisan keimanan yang sepatutnya kita tapak-tilasi, kemudian kita ikuti sepenuh cinta.

Sosok Bunda Hajar harus terejawantah pada diri setiap perempuan muslimah. Pun juga lelaki muslim, bahwa segenap pernik perjalanan hidup, selagi masih dalam bingkai iman kepada Allah, niscaya Allah jua yang akan memberikan keindahan. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: