Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Indonesia dan Peta Arah Baru

Indonesia dan peta arah baru

Oleh: Fahima Indrawati

Dirgahayu kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia menjadi momentum untuk menengok kembali sejarah berdirinya bangsa besar ini, sekaligus momentum me-re-start kehidupan berbangsa.

Sebuah capaian kemerdekaan yang tidak lepas dari perjuangan panjang para pahlawan dan founding father bangsa. Pengorbanan darah, air mata, jiwa dan seluruh sumber daya.

Perjalanan berdirinya bangsa ini mengalami gelombang panjang. Menurut Anis Matta, terdapat setidaknya tiga gelombang sejarah bangsa Indonesia.

Diawali dari kumpulan kerajaan-kerajaan besar dan kecil seperti Sriwijaya, Majapahit, hingga Tidore yang merepresentasikan Indonesia sistem kekuasaan raja.

Era ini berakhir menjelang berdirinya pergerakan nasional semacam Boedi Oetomo dan pergerakan yang bersifat kedaerahan lainnya. Puncaknya adalah dicetuskan Sumpah Pemuda 1928 hingga Indonesia merdeka 1945. Era ini dinamai dengan Menjadi Indonesia sebagai Bangsa

Usai proklamasi kemerdekaan, para founding father bangsa telah bersepakat tentang satu falsafah penting dalam berbangsa. Falsafah ini merupakan landasan dasar bangsa yang menjadi sumber kekuatan perekat persatuan, yakni Pancasila.

Inilah yang menjadi alasan mengapa dari sekian banyak kebhinekaan dan kompleksitas berbangsa, Pancasila menjadi sumber alasan sebagai kesatuan berbangsa dan bernegara.

Sayangnya, era gelombang kedua ini, yang diawali dari momentum kemerdekaan hingga reformasi 1998, Indonesia masih mengalami banyak pekerjaan rumah. Indonesia semestinya telah melakukan take off dan leading, namun dalam perjalanannya masih kerap terseok hingga mengalami kehilangan road map untuk menjadi negara berkemajuan.

Tentunya ada banyak faktor, baik secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal, bangsa ini ditakdirkan menjadi bangsa yang terdampak dari situasi global dunia. Dari mulai Perang Dunia pertama dan kedua, Indonesia hanya menjadi imbas dari pertarungan eksistensi negara-negara yang berseteru.

Karena itu, Indonesia menjadi negara yang diperebutkan secara sumber daya alamnya yang luar biasa melimpah. Imbasnya, Portugis, Belanda dan Jepang mengusai dan menjajah bangsa besar ini.

Secara internal, Indonesia adalah sebuah anugerah Tuhan yang dahsyat secara sumber daya alam maupun kekayaan budaya, kultur, dan potensi bangsa lainnya. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, kultur, suku bangsa yang sangat beragam yang terangkum dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Meski memiliki jutaan perbedaan, bangsa ini tetap mampu bersatu, tidak terpecah belah. Namun sebaliknya, kekayaan SDA dan potensi besar ini belum terkelola secara baik dan mandiri.

Menurut data BPS tahun 2010, Indonesia memiliki 1340 suku bangsa, 742 bahasa. Menurut data Kementrian PU, Indonesia terdiri dari 17.504 pulau, 16.056 yang telah memiliki nama baku, sedangkan baru 6000 pulau yang berpenghuni.

Indonesia yang memiliki luas 7,9 juta km persegi, yang terdiri dari 1,8 juta daratan, 3,2 juta laut teritorial dan 2,9 juta perairan ZEE adalah negara terbesar ke 7 di dunia.

Jika dilihat secara demografi, dalam lima tahun ke depan, Indonesia diprediksi akan berpenduduk 300 juta menjadi negara nomor 4 dunia dalam urutan jumlah penduduk setelah Tiongkok, India, dan Amerika.

Fakta ini merupakan bonus demografi yang semesti menjadi faktor daya ungkit menuju bangsa yang lebih unggul dan maju. Sayangnya, secara tumbuh dan kembang, kita terseok dan kalah dibanding negara jiran di kawasan Asia Tenggara.

Ekonomi, pendidikan, standar kualitas sumber daya manusia, teknologi, ketahanan kita tertinggal lajunya dibanding negara-negara yang dulunya di belakang kita. Ada apa dengan negara dan bangsa ini?

Maka, paska reformasi 1998 yang menjadi era gelombang ke tiga, semestinya menjadi momentum untuk mengevaluasi dan memperbaiki road map dalam berbangsa. Bahwa capaian Indonesia yang lebih berkemajuan di berbagai bidang semesti menjadi fokus para pemimpin dan anak bangsa dalam mengelaborasi seluruh kekuatan potensi yang dimiliki.

Baca Juga : Kontribusi Perempuan Demi Indonesia 5 Besar Dunia

Akan tetapi, nyatanya kita mengalami kemacetan dan salah arah dalam membangun negeri ini. Padahal Soekarno telah membuat rancangan Indonesia agar sanggup menjadi kekuatan dunia, yang digagas dalam forum Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Saat itu, para pendiri bangsa masih bergulat dalam diskusi tentang konsep tatanan Indonesia yang modern, berkemajuan. Sayangnya, konsep ini terhenti. Sedangkan para pelanjut kepemimpinan bangsa ini kehilangan estafeta road map yang sempat digagas para pendiri bangsa.

Hingga Indonesia mengalami proses kepemimpinan yang kian melemah. Krisis kepemimpinan menjadikan bangsa ini tidak memiliki taji dan kharisma di mata internasional maupun di internal bangsa sendiri.

Lemahnya kepemimpinan, melahirkan negara yang salah urus dan lebarnya ketimpangan dalam berbagai segi kehidupan.

Ibarat orkestra, kita dipimpin oleh seorang arranger yang memiliki kemampuan teramat lemah sehingga antar pemain musik menggunakan not sesuai pikiran dan kapasitasnya sendiri-sendiri, tidak ada harmoni.

Bisa kita bayangkan seperti apa nada dan alunannya; kacau bahkan cempreng dan fals.

Lantas kita memulai dari mana?

Sebagai sebuah partai politik, Gelora yang dimotori Anis Matta telah menyiapkan proposal politik dalam bentuk road map Arah Baru. Sebuah produk pemikiran yang bernas dari seorang pemikir dan penggagas narasi Arah Baru Indonesia. Sebuah proposal yang teramat terbuka untuk dilakukan kolaborasi bersama anak bangsa. Sebuah usulan narasi, yang terbuka untuk dikritisi, dilengkapi, dan terus disempurnakan bersama seluruh elemen bangsa.

Sebagai entitas politik yang lahir di era demokrasi, maka sangat sah bahwa proposal Arah Baru Indonesia ditawarkan kepada setiap anak bangsa. Inilah kolaborasi.

Bangsa besar ini akan menjadi kuat dan leading apabila semua komponennya sepakat bahwa kebersamaan dalam semangat kesatuan dan persatuan bangsa harus menjadi fokus bersama. []

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: