
Di era digital yang serba cepat, kita tak bisa lepas dari perangkat elektronik dan internet. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur, smartphone, komputer, dan media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun, di tengah keterhubungan ini, muncul fenomena yang semakin populer: digital detox.
Fenomena ini mengajak kita untuk sesekali melepaskan diri dari gawai dan dunia maya demi kesehatan mental dan fisik yang lebih baik.
Baca Juga : Merawat Diri, Merawat Jiwa
Digital detox adalah praktik di mana seseorang secara sengaja menjauhkan diri dari perangkat elektronik dan media sosial untuk jangka waktu tertentu. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan mental, serta memperbaiki keseimbangan antara kehidupan online dan offline.
Dalam masyarakat modern, kita sering kali terjebak dalam siklus berulang-ulang antara notifikasi, pesan instan, email, dan media sosial. Tekanan untuk selalu terhubung dan update dapat memengaruhi suasana hati, mengurangi produktivitas, serta mengganggu pola tidur. Oleh karena itu, digital detox menjadi cara untuk melepaskan diri dari ketergantungan ini dan mengembalikan kontrol atas kehidupan kita.
Baca Juga : Sikap “Masa Bodo” Tameng Kejulidan
Fenomena digital detox semakin mendapat perhatian karena banyak orang yang mulai menyadari dampak buruk dari ketergantungan teknologi. Diantaranya adalah overload informasi, Kesehatan mental, turunnya produktivitas, dan terganggunya hubungan social.
Berbagai bentuk Digital Detox dilakukan. Semuanya dilakukan sesuai dengan habit, kebutuhan dan life style nya.
Paling mudah, orang melakukan digital detox dengan membatasi screen time (waktu layar) nya. Mereka mengatur durasi waktu tertentu untuk penggunaan perangkat digital. Misalnya hanya 2 jam sehari.
Baca Juga : Merelakan Kendali
Selain itu, mereka juga bisa memutuskan liburan tanpa perangkat digital. Mereka mengambil waktu untuk liburan singkat tanpa membawa smartphone, laptop, atau tablet. Diharapkan, liburan menjadi lebih berkualitas.
Ada juga orang yang memutuskan satu atau beberapa hari tanpa media social. Mereka menghabiskan satu hari penuh tanpa membuka media sosial untuk mengurangi tekanan dan kelelahan.
Meskipun manfaatnya jelas, digital detox tidak selalu mudah dilakukan. Ketergantungan pada teknologi sudah menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Banyak dari kita merasa FOMO (Fear of Missing Out) saat tidak memegang ponsel atau tidak aktif di media sosial. Selain itu, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari kita kini sangat terintegrasi dengan perangkat digital, sehingga memutus koneksi bisa terasa tidak praktis.
Baca Juga : Mendidik Untuk Memuliakan Diri
Namun, ini bukan berarti digital detox tidak mungkin dilakukan. Dengan kesadaran dan disiplin, kita bisa mulai dengan langkah-langkah kecil, seperti mengatur waktu untuk tidak menggunakan ponsel selama makan malam atau saat berbicara dengan orang lain.
Terkait
Teknologi: Teman atau Pengganggu?
Sawang Sinawang
Takut Dinilai, Sulit di Publik?