Rindu Laila, adalah rindu yang menggantung pada lintasan samudera tak berujung. Kenapa ia lahir kemudian mati?
Salah siapa?
Dosa siapa?
Tidak! Tak ada yang salah di sini, tak juga ada yang menerka dosa. Sebab semua terjadi ada penyebab dan dampaknya masing-masing.
Ada banyak hal yang tak dimengerti, bahkan oleh minda yang paling bijak sekalipun. Sebab ianya adalah kejadian pada malam gelap nan gulita.
Saat kita bangun di pagi hari, mungkin akan disuguhi bening kristal-kristal salju yang menghinggapi dedaunan di taman samping rumah.
Baca Juga : Merekah Senyum
Atau saat kita terjaga di pagi hari, ternyata yang kita dapati adalah laburan debu yang memenuhi semua permukaan rumah. Tak hanya atap dan teras, tapi sampai dapur, kamar mandi dan bahkan bilik tidur. Semua berdebu!
Apa gerangan yang terjadi?
Ternyata semalam gunung meletus. Kita tak sadar, karena sedang lelap dalam tidur yang paling pingsan.
Laila sejatinya tidak benar-benar mati. Ia hanya berada pada suri, masih koma, tak sampai pada titik.
Rangkuman dahsyat satu energi tak cukup membangkitkannya. Sebab ia tercipta karena cinta. Maka, kekuatan cinta pula yang kelak akan membangunkannya dari tidur panjang itu.
Kapan?
Entahlah…
(Abrar Rifai)
Terkait
Asyiknya Belajar Nahwu
Ersis Warmansyah Abbas
PKS Slamet!