Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Mengenang Pak Syai`in

Mengenang Pak Syai`in by orangramai

Sungguh magis. Mengeja jalan pulang d sini,
sebelum matahari benar-benar rebah di ufuk barat.

Lntunan ayat-ayat menjelang adzan seperti ini, teringat Pak Syai`in, muadzdzin Masjid Ampel yang lebih dari separuh umurnya dihabiskan di puncak menara masjid ini.

Suara Pak Syai`in begitu khas. Adzan pada semua waktu shalat selama lebih dari empat puluh tahun. Dari Subuh hingga Isyak. Sampai orang-orang mengira itu adalah kaset.

Selama saya di sini, dulu saya begitu akrab dengannya. Karena di samping adzan, Pak Syai`in juga tak pernah absen ngepel lantai masjid.

Baca Juga : Sebuah Pelarian

Padahal masa itu kebersihan Masjid Ampel dan sekitarnya sudah diserahkan pada petugas khusus, yang disewa dari perusahaan jasa kebersihan. Hingga mengantarkan Ampel menjadi kawasan Walisongo yang paling bersih.

Pak Syai`in juga tak pernah lupa membuatkan kopi untuk semua asatidz. Termasuk membuka dan menutup pintu pagar setiap pagi dan petang.

Sungguh khidmah Pak Syai`in tak akan kita jumpai pada siapa saja khuddam kebaikan di berbagai masanya. Mungkin hanya Mbah Sholeh dari manusia biasa, yang bisa mengunggulinya. Atau Sayyidina Bilal dari kalangan sahabat Nabi.

Petang ini, di sini di hadapan menara yang tak tampak ujungnya dari dalam masjid, Pak Syai`in serasa berlalu di hadapan. Bersiap naik ke menara, membuka pintunya. Sembari berujar, “Sek, Brar. Sampean nangkene ae. Aku tak munggah disek…”

Abrar Rifai

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: