Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Kematian Mengintai

Kematiian Mengintai by orangramai

“Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kalian berlari darinya, ia pasti akan menemuimu…!” Pada kata ‘mulaqikum’, Qur`an terjemaahan Depag mengartikannya menemui.

Sedang pada beberapa tafsir yang saya lihat, kata tersebut diartikan ‘datang kepadamu’ (آتٕ إليكم) ada juga yang mengartikan ‘turun kepadamu’ (نازل بكم).

Tapi yang pasti, kata mulaqi (ملاقي) itu adalah bentuk musyarakah, dengan wazan faa’ala (فاعل). Yang mana fi’il dengan wazan ini biasanya adalah perbuatan yang dilakukan bersama-sama oleh fa’il dan maf’ul.

Maka kemudian, Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa mulaqikum dalam ayat di atas, maksudnya adalah antara kematian dan manusia itu saling datang untuk menemui.

Karena saling menemui, maka kematian itu datangnya cepat sekali. Sebab semua tempat di muka ini sejatinya adalah intaian kematian. Tiada celah sedikitpun bagi manusia untuk menghindar darinya.

Ajal manusia sudah ditentukan. Jatah umur manusia sudah berbilang dengan jelas. “La yasta`khiruna sa’atan wal tastaqdimun = tidak bisa ditunda atau dimajukan sesaatpun.”

Bahwa jika sakit kita harus berobat, iya. Itu adalah bentuk upaya untuk menunaikan kewajiban mencari kesembuhan dari penyakit. Tapi ingat, mati tidak harus sakit. Sakit pun tidak harus mati.

Baca Juga : Beirut Meledak

Betapa banyak orang sakit -termasuk yang terkena corona, akhirnya sembuh. Sebaliknya, berapa banyak orang yang tidak sakit, tetiba mati.

Ada yang sedang berjoged, mati. Sedang main catur, mati. Sedang minum es, mati. Sedang mengendara, mati. Berbagai bentuk kematian itu hanyalah sebab yang Allah tentukan untuk memindah manusia dari alam dunia ke alam barzakh.

Maka, karena kematian itu tidak bisa dihindari, yang harus kita lakukan adalah terus berupaya dan meminta kepada Allah agar akhir hidup kita adalah husnul khatimah.

Berikutnya kita harus memastikan bahwa aktifitas hidup kita adalah yang baik-baik saja. Kebiasaan yang baik-baik harus menjadi rutinitas yang kita lakukan setiap hari.

Sebab Rasulullah Muhammad -shallallahu alaihi wasallam- telah memberikan kabar bahwa (kebanyakan) manusia itu mati dengan cara seperti kebiasaan hidupnya.

“Yamutul mar`u ‘ala ma ‘asya ‘alaihi = manusia mati sebagaimana (kebiasaan) hidupnya.”

(Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: