Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

COVID-19 MENCEKAM DUNIA

Lomba Menulis Corona : 9

Penulis: Soedahman Dee

Sebagian mungkin sudah akrab dengan teori konspirasi COVID-19 yang tengah gencar berseliweran di media sosial. Wabah yang semula merupakan epidemi dari Wuhan, China, hingga WHO menyatakan statusnya menjadi pandemi, teori konspirasi tentang virus tersebut kerap menyita perhatian. Saling tuding siapa dalang di balik merebaknya virus corona menjadi misteri yang menarik untuk dibahas oleh berbagai kalangan.

Tentu kita sering mendengar/membaca pembahasan tentang virus yang lepas “bocor” dari laboratorium di Wuhan, China, yang menurut kabar dengan sengaja telah dimanipulasi. Bantahan atas pernyataan tersebut pun kini tengah ramai dibahas. Seakan tak sudi menjadi penyebab pandemi, tudingan yang semula mengarah ke Negeri Tirai Bambu, kini berpindah haluan mengarah ke Negeri Paman Sam.

Baca Juga : Larangan Hubungan Suami-Istri Hingga Larangan Mengubur Jenazah 

Kecurigaan semakin menyita perhatian dengan adanya penutupuan pusat penelitian senjata biologis di Fort Detrick, Maryland, AS. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengeluarkan surat perintah penghentian penelitian berbahaya di Fort Detrick, Juli 2019.

Pada bulan yang sama pemuda Baltimore, Maryland, AS, tersungkur akibat sesak napas. Begitu dilarikan ke rumah sakit pemuda tersebut divonis mengalami pneumonia akut tantaran mengkonsumsi rokok elektrik.

Namun, kejadian serupa menyebar begitu cepat ke beberapa negara bagian di AS. Para ilmuan AS mengatakan bahwa rokok elektrik tidak akan menyebabkan pneumonia yang berujung kematian demikian cepat. Sejenis virus yang mampu menginfeksi sistem pernapasan lah kemungkinan yang paling masuk akal menjadi pemicu kematian masal tersebut.

Teori konspirasi yang terangkum dari hasil berselancar di internet ini diperkuat dengan terjadinya Flu Amerika yang telah menelan banyak jiwa. Tercatat sekitar 10 ribu korban kematian di AS per Agustus 2019 yang ditengarai flu tersebut.

Kemudian, Oktober 2019 event yang berjudul Conseil Internasional du Spot Militaire (CISM) berlangsung di Wuhan, China. Sementara AS mengirimkan 200 personel militernya ke event tersebut di saat perang dagang antar China-AS sedang memanas.

Senada dengan cuitan yang dilontarkan oleh juru bicara kementrian luar negeri Tiongkok Zhao Lijian, bukan?

Zhao menyampaikan sebuah dugaan di akun twitternya bahwa AS lah yang membawa virus tersebut ke Wuhan. “CDC kedapatan berbohong. Kapan pasien pertama di AS? Berapa banyak yang terinfeksi? Apa nama rumah sakitnya? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Bersikaplah transparan! Ungkap ke publik data anda! AS berhutang penjelasan pada kami,” katanya.

Teori konspirasi memang selalu menarik untuk dibahas. Di tengah perseteruan saling tuding siapa penyebab coronavirus COVID-19, teori yang lain menyampaikan bahwa China ingin membuktikan kekuatannya. Melalui ekspor mikro organisme, China sanggup membuat dunia terguncang. Pernyataan tersebut menyusul kabar berita pasar saham global yang diborong oleh China.

Lalu siapakah dalang di balik COVID-19? Benarkah pandemi ini rancangan konspirasi yang sengaja diciptakan? Jika memang benar pandemi ini sebuah konspirasi, Iluminati kah dibalik semua ini? Menurut simpang-siur yang beredar, organisasi tersebut mampu mengatur dan merekayasa konspirasi pergerakan global.

Jika meninjau pemerintah kita yang semula terkesan tak begitu ambil pusing dengan imbauan WHO untuk segera melakukan lockdown pada Indonesia, lalu apa yang membuat kini pemerintah harus mempertimbangkan kebijakannya? Benarkah wabah corona semenakutkan yang diberitakan? Atau ada alasan lain, salah satu agen Illuminati menyusup dan memprovokasi dengan alasan isu global warming, mungkin?

Iya, belakangan banyak yang memberitakan dampak baik wabah COVID-19, salah satunya adalah mengurangi polusi global. Dengan menertibkan lockdown pada setiap negara, dan mengimbau warganya untuk tetap di rumah, otomatis akan mengurangi polusi akibat asap kendaraan maupun polusi limbah pembuangan yang disebabkan oleh pabrik.

Lalu siapakah Illuminati? Organisasi seperti ‘the League of Shadows’ yang diceritakan dalam film Batman kah?

Dalam film Batman Begins, Ras al Ghul sebagai pimpinan the League of Shadow mampu menciptakan kekacauan yang sangat mengerikan akibat efek ketakutan. Al Ghul menciptakan racun yang mampu menimbulkan rasa ‘ketakutan’ bagi yang menghirupnya. Kota Ghodam dan kota Rapid yang saling mengisolasi diri benar-benar dibuat hancur oleh masyarakatnya sendiri akibat rasa ketakukan.

Lalu pertanyaan terakhir, jika dunia memang benar-benar sedang sekarat, tak adakah sosok John Blake alias si Robin dalam film The Dark Knight Rises di kehidupan nyata ini?

Sesosok pahlawan yang rela membohongi sekumpulan anak kecil dengan berkata “kita akan baik-baik saja” hanya karena tak ingin melihat anak-anak kecil itu mati tanpa harapan. Tak adakah Robin di sini? Kita sungguh membutuhkan sosoknya saat ini.

[thumbs-rating-buttons]

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: