Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Corona Membuat Genting, Bersatu Itu Penting!

Corona Membuat Genting, Bersatu Itu Penting by orangramai

Oleh Afiani Gobel

Perjalanan cerita Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) semakin jauh. Bermula dari isolasi warga Wuhan dari interaksi dunia, pada tanggal 23 Januari 2020.

Kisah Nyepi akibat virus yang menyebar sangat cepat ini awalnya sebagian besar hanya memandangnya sebelah mata. Memandang iba ke arah Wuhan. Beredar video bagaimana Wuhan menjadi seperti kota mati. Aktifitas terhenti.

Masyarakat terkurung di tempat tinggalnya setelah sebelumnya menyerbu supermarket dan toko untuk persiapan karantina.

Kenyataannya, 30 Januari 2020 WHO menyatakan bahwa suspect dan penderita positif Corona sudah tersebar ke 18 negara dan menetapkan darurat global terhadap virus tersebut.

Kecepatan penyebaran Covid-19 yang tidak diimbangi oleh kecepatan pengambilan tindakan pemerintah dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap setiap instruksi pemerintah di beberapa negara termasuk Indonesia membuat penyebarannya semakin masif.

Lockdown. Satu diantara instruksi para pimpinan kepemerintahan. Mengisolasi wilayah mereka. Serta Sosial Distancing di tempat-tempat umum.

Di Indonesia sendiri instruksi tersebut memunculkan persepsi yang beragam dalam berbagai hal. Termasuk aturan di tempat beribadah. Dari MUI sendiri sudah menerbitkan fatwa untuk kondisi ini secara lengkap sesuai tingkat penyebaran virus di setiap wilayah.

Baca Juga: Korona Pertama di Dunia dan Kesombongan Manusia

Sudut pandang, pemahaman dan pengetahuan individu akhirnya merebak dan tidak bisa dipungkiri ada pemikiran dan keputusan yang saling berselisih.

Bahkan kekaguman pada seseorang pun bisa jadi alasan patuh atau tidak pada instruksi.

Selaku bagian dari bangsa besar. Menanggapi hal besar mesti dengan seluas hati. Ego tak seharusnya dibawa ke dalam langkah penyelesaian.

Ada yang memberi instruksi menutup Masjid tapi ada pula yang tidak menutup tetap mengatur shaf shalat. Ini dua instruksi yang berbeda namun sama-sama tidak melarang shalat. Bukannya kita sudah familiar dengan ikhtilaf?

Apalagi sudah sangat paham mengenai toleransi. Sebesar itulah yang perlu kita lampaui. Saling menyalahkan keputusan bukan masanya. Ini genting. Ada keselamatan yang perlu diperhatikan. Hanya saja seiring itu kita juga perlu menghargai pilihan masing-masing. Setiap pilihan telah memegang hujjahnya.

Yang mendukung cara Pak Jokowi yang diam-diam menghanyutkan atau langkah Pak Anies yang nyata namun tetap saja ada yang kontra. Lakukan sesuai keyakinan dalam hati. Siapa yang kita yakini sedang berusaha menyelamatkan kita?

Se-Indonesia itulah kita mesti berpikir. Membully atau menyinyiri satu sama lain hanya jadi pemecah. Jangan sampai salah memilih musuh. Kita sibuk mengarahkan pedang ke arah orang yang seharusnya adalah teman. Sementara musuh sudah semakin dekat dan menyerang keduanya.

Tenang bersama. Memegang prinsip masing-masing dengan tetap mengingat kekuatan kita sebagai bangsa. Munculkan ketenangan kolektif supaya kita bisa bersama membawa Indonesia melampaui ini semua, menaklukkan Corona.

Laut Biru, 20032020

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: