Oleh: Wiwin Rahma Suryanti
Tahukah kamu sesak yang menyesakkan dada?
Seperti muntahan lahar tertahan tebing pegunungan?
Aku mesti belajar tak merindukanmu.
Meski harus kulalui hari-hari sepi.
Meski hati dan fikiran hampa.
Meski ada ruang kosong menganga tak berpenghuni.
Meski kaki seolah tak lagi menginjak bumi.
Aku belajar tak merindukanmu.
Engkau selalu saja bilang, cinta tak butuh rindu, karna cinta selalu bersama cinta.
Meski tak terlalu mengerti kucoba memahami.
Rentang jarak, ruang, dan waktu mengajari aku arti rindu.
Melatihku juga untuk setia.
Ribuan purnama terlewati tanpa sempat kumenghitung hari.
Selama itu, aku belajar tak merindukanmu.
Satu keyakinan menjadi penguat hati
Suatu saat nanti pasti rindu ini kan bersandar di labuhan hati…
Terkait
Asyiknya Belajar Nahwu
Menghibur Malam
Aku Ingin Menjadi Malam