Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Santuy Tidak Santuy #2

Saya pernah menyerang PKS dengan sangat keras. Iya, sangat keras!

Yang saya serang adalah cara, kepemimpinan, kesewenang-wenangan, pemecatan, pengeluaran orang dari grup-grup WhatsApp dan yang sejenis dengan semua itu.

Sila ditengok, berbagai jejak digital saya masih bertebaran di berbagai portal. Sebab kalau di akun FB ini tak akan ada. Karena semua tulisan itu saya share di dua akun FB saya yang sudah mendiang.

Baca Juga : Santuy Tidak Santuy 

Karena tulisan-tulisan saya itu, kawan-kawan saya jadi terbelalah. Yang kontra, banyak menyerang dengan kesetanan. Sedang mereka yang pro, menyanjung saya hingga sundul langit.

Setelah menyerang tak mempan, akhirnya mereka banyak yang hilang dari daftar teman saya. So? Santuuuy!

Adapun yang menyanjung, terus saja bersorak. Seakan saya merpati yang sedang diadu terbang dan berhasil menjadi pemenang. Padahal sebenarnya tidak begitu.

Tapi begitulah, namanya juga manusia. Jangan dibikin rempong. Sebab si rempong aja gak repot-repot amat.

Di antara teman-teman yang sebenarnya kontra dengan banyak tulisan saya, karena mereka masih menjadi penyokong setia PKS, ada juga kok benar-benar santuy.

Mereka mungkin marah, karena partai kesayangannya diserang, dikuliti dan sebagainya. Tapi mereka tetap bertahan menjadi kawan saya. Sungguh ini adalah kesantuyan yang nyata. Walau mereka tidak pernah berhimpun dalam grup santuy.

Kalau mereka komen di status saya, tak pernah lari dari konteks. Tidak pernah menyerang diri saya. Padahal kawan-kawannya yang lain, ketika tak sanggup berargumen, langsung menyerang diri. Atau akhirnya hilang.

Saya sebut saja tiga orang santuy itu. Yang pertama adalah Krisna Alqudsi –saya sering memanggilnya Bang nDa, ini kawan lama saya. Pernah satu usrah dengan saya, ketika kami sama-sama menjadi ekspatriat di Malaysia.

Sekarang beliau menetap di Amerika dengan keluarga. Sampai sekarang pun kami masih berkawan baik.

Level di bawah Bang nDa ada Sri Suharni Maks , seorang emak yang tinggal di Jawa Barat. Tepatnya di kota mana, saya gak tahu. Beliau pernah saya telisik.

Mbak Sri ini tergolong teman baru. Bahkan mungkin baru berteman dengan, setelah konflik PKS meletup.

Sampai sekarang Mbak Sri masih suka komen di status saya, walau status tersebut sebenarnya tidak disukainya, karena menyerang PKS.

Tadinya saya kira beliau Oteng. Eh, ternyata Osin tulen. Wah… 😀

Setelah Mbak Sri, ada Mas Syaeful A’mal , masih PKS banget, tapi begitu cuek dengan tulisan-tulisan. Maka, pada tulisan yang tidak dia sukai, dia abaikan. Tulisan-tulisan saya lainnya yang dia Ok, dia datangi.

Dengan mas Saeful ini bahkan kita sering saling nge-chat di WA. Termasuk kerika ia terkena Covid beberapa waktu yang lalu.

Nah, orang santuy, tapi level kesantuyannya di bahwa tiga orang di atas, adalah Ustadz Achmad Fathoni . Beliau sesekali juga komen sing rodok-rodok ngitik-ngitik. Tapi tetap bertahan menjadi teman saya dan pada postingan lain, masih sempat guyon.

Jadi, kalau kita bisa berhaha-hihi pada saat sedang sepakat dan dalam keadaan adem ayem, ini wajar. Sebab memang sedang tidak ada masalah.

Tapi ketika kita bisa terus bercanda pada hal-hal yang kita sedang tidak sepakat, atau pada situasi panas karena tersulut api, itulah kesantuyan.

Jadi?

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: