
Oleh: H. D. Gumilang
Syahdan, bangsa Arab sangat mencintai dan memosisikan tinggi sekali kesusastraan, khususnya syair atau puisi.
Maka ketika Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nabi Muhammad, Allah membekali Sang Nabi wahyu-wahyu yang mengandung kualitas sastra yang agung sekali.
Meskipun kita mengetahui kalau Alquran bukan kitab sastra, tetapi Bangsa Arab mengakui keunggulan kualitas bahasa dalam Alquran itu melampaui mutu syair-syair Arab yang sudah mereka kenal sebelumnya.
Baca Juga : Pesantren
Seperti itulah Allah mengutus Nabi Muhammad, menggunakan bahasa yang dipahami oleh kaumnya. Bangsa Arab menyukai kesusastraan, maka Allah turunkan Alquran yang mengandung nilai kesusatraan sehingga mereka bisa memahaminya.
Begitu juga, ketika kita bermaksud mengoreksi suatu grup kepenulisan yang isinya lebih banyak curhatan sehingga menutupi tulisan lain yang lebih berfaedah, maka mengoreksinya lewat tulisan bernuansa curhatan adalah pilihan terbaik karena bahasa curhatan adalah bahasa kaumnya.
Terkait
No Other Land: Fakta Mengejutkan di Balik Dokumenter yang Mengguncang Dunia
No Other Land: Dari Ditolak hingga ke Panggung Oscar
Menemukan Keseimbangan Lewat Digital Detox