Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Berakhirnya Sebutan Manusia Tertua Sangiran

Dari daftar pencarian Google dengan kata kunci “Manusia Purba Tertua di Indonesia” akan ditemukan beberapa judul berita yang mengarah pada temuan manusia purba tertua di Inonesia tepatnya di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ada pergeseran anggapan yang didasari hasil temuan dan penelitian yang dilakukan Badan Arkeologi (Balar) Yogyakarta berupa fosil di dasar Sungai Glagah Bumiayu. Temuan awal itu berupa fosil manusia yang diperkirakan berusia 1,8 juta tahun yang lalu. Temuan ini amat menarik sebab dalam sejarah fosil manusia purba, Indonesia masih merujuk pada manusia Sangiran yang diperkirakan berusia 1,5 juta tahun yang lalu.

Melalui Ketua Badan Arkeologi Yogyakarta, Harry Widianto pendapat itu dipatahkan setelah manusia Bumiayu ditemukan. Perkiraan umur manusia purba Bumiayu lebih tua 300 juta tahun. Temuan bonggol tulang paha pecahan rahang dan akar gigi manusia di dasar Sungai Bodas Bumiayu itu diperkirakan berumur 1,8 juta tahun.

Fosil Homo Erectus atau manusia berjalan tegak di kawasan Sungai Bodas Bumiayu telah dicek. Penelitian arkeologi dipimpin oleh Herry Widianto telah melakukan riset lapangan pada 17 Juni hingga 4 Juli 2019 untuk mengetahui usia fosil tersebut.

Baca Juga : Gunung Kunci Sumedang

Dikonfirmasikan bahwa fosil tersebut berasal dari endapan paling bawah Sungai Glagah. Pada fosil tersebut memang menempel napal karbonat dari endapan Sungai Glagah. Bisa disimpulkan, satu-satunya napal karbonat yang ada di Sungai Bodas atau bagian dari formasi Sungai Glagah bagian bawah tengah yang usianya 1,8 juta tahun.

Menurut Herry Widianto pula, fosil yang ditemukan di Bumiayu sebagai Homo Erectus yang perkembangannya berasal dari evolusi lokal yang disebut multiregional ini berbeda dengan Manusia Sangiran yang diperkirakam berusia 1,5 juta tahun yang lalu dan berasal dari mata rantai Afrika.

Jadi temuan Manusia Bumiayu berusia sama dengan temuan manusia Afrika bukan berarti mematahkan teori Out of Africa yang sudah berlangsung 100 tahun dan menjadi pegangan para ilmuwan.

Teori tersebut menerangkan bahwa evolusi manusia Homo Erectus menjadi Homo Sapiens yang bermigrasi dari Padang Savana di Afrika pada sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Mereka bermigrasi ke Eropa, Asia dan tak terkecuali Indonesia.

Menurut Wijanarto, anggota tim yang mensosialisasikan temuan fosil Bumiayu, menjelaskan bahwa Bumiayu Prupuk Semedo dan Tegal merupakan pantai Timur Pulau Jawa pada 2,5 juta tahun yang lalu. Hal itu memungkinkan keberadaan Homo Erectus di Bumiayu. Dan waktu itu, Manusia Sangiran belum singgah karena daratan Jawa belum terbentuk seperti keadaan sekarang. Bersamaan dengan itu, tim arkeologi juga menemukan fosil kerang laut, gajah purba, kuda air, kura-kura, rusa, banteng dan kerbau.

Berita santer temuan Manusia Bumiayu tak lepas dari penelitian yang dilakukan Belanda pada tahun 1920, lalu berlanjut pada tahun 1935. Hasil penelitian dibawa ke negeri Belanda. Lalu baru kali ini warga di sekitar situs atas inisiatif sendiri mengumpulkan fosil-fosil dan akhirnya dengan mengundang Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta berhasil dilakukan penelitian sampai dengan hasil sekarang yang menyatakan Manusia Bumiayu sebagai Manusia Tertua Indonesia.

Hasil temuan fosil-fosil tersebut kini disimpan di Museum Mini Bumiayu yang menempati bangunan berukuran 12 x 10. Mueum tersebut kini banyak dikunjungi para pengunjung yang merasa penasaran dengan keberadaan Manusia Purba Bumiayu. Disamping itu juga menjadi minat para mahasiswa dan pelajar untuk keperluan studi lapangan dan sebagai pembelajaran sejarah tentang antropologi.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: