Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Aisyah Akhir Zaman by orangramai

Secara umum ya, mari kita bahas kelompok-kelompok muslimat bercadar dan tidak bercadar. Perempuan Muhammadiyah, Persis dan NU tidak bercadar. Begitu juga dengan HTI dan PKS , akhawat keduanya tidak bercadar.

Wanita salafi sebagian besar bercadar. Istri dan anak-anak habaib (yang berafiliasi keagamaan ke Tarim, Hadhramaut, Yaman) bercadar. Para perempuan jamaah tabligh pun sekarang mulai ramai bercadar.

Menarik juga, Salafi-Wahhabi dan Syafi’i-Asy’ari yang dalam banyak hal berbeda, tapi dalam masalah cadar mereka cenderung sepakat. Tentu selain cadar, banyak juga hal lain yang seragam. ðŸ™‚

Secara keseharian, saya sendiri berada di lingkungan komunitas para habaib. Sebab Babul Khairat, tempat saya mengabdi, pemiliknya adalah seorang habib bermarga Alatas (العطّاس). Namun demikian, di Babul Khairat sendiri, kami tidak mewajibkan cadar. Sebab kami mengakui adanya khilaf (perbedaan) di antara ulama` syafiiyyah dalam menyikapi cadar.

Perbedaan terkait cadar itu tidak lepas dari perbedaan menyikapi batasan aurat perempuan di luar shalat. Ada yang menyebut aurat perempuan di luar shalat, sama seperti di dalam shalat. Berarti seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan adalah aurat. Ada juga yang menyebut aurat perempuan di luar shalat adalah seluruh tubuhnya tanpa terkecuali. Termasuk mata dan kuku.

Karena kami mengakui kebenaran keduanya, sesuai dengaj hujjah masing-masing, maka kami memberikan keleluasaan kepada para santriwati untuk bercadar atau tidak. Yang mau pakai cadar, tafadhfhali bi kulli surur. Yang gak mau pakai, pun la ba`sa, mafi musykilah!

Di antara santriwati Babul Khairat yang bercadar, selepas SMA beberapa di antaranya ada yang melanjutkan ke UIN dan kampus lainnya. Alhamdulillah, sampai sejauh ini tidak ada masalah. Tidak ada dosen yang resek. Tidak ada teman mereka yang kurang ajar.

Maka, kalau ada rektor atau pemangku kepentingan lainnya di republik ini yang masih meributkan cadar, sesungguhnya itu adalah salah satu indikasi bahwa yang bersangkutan tidak punya visi dalam memimpin. Atau bisa jadi, karena terbatasnya pengetahuan mengenai cadar.

Adalah rektor UIN Sunan Kalijaga dulu sempat melarang mahasiswinya bercadar. Alhamdulillah, larangan tersebut akhirnya dicabut. Saya sendiri termasuk orang yang tidak sepakat bahwa UIN adalah sarang liberal dan sekuler. Sebagian besar orang-orang UIN masih sebagai muslim yang baik, kok. Adapun sekuler dan liberal, saya kira ada di semua kampus. Dua penyakit ini bisa saja diidap oleh setiap civitas akademika. Tanpa terkait dengan kebijakan kampus yang bersangkutan.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: