Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Salah Kaprah Penulisan Di dan Ke

Salah Kaprah Penulisan di dan ke by orangramai

Oleh: Aris Rahman Yusuf

Rumah ini di jual.
Tas kamu aku taruh dimobil.
Ayah pergi kemasjid. Kegagalan hanya untuk di lupakan.

Mungkin saat kita membaca tulisan iklan, media sosial, chat teman, sering kita temui teks semacam ini. Secara umum, teks di atas bisa dimengerti sehingga bisa disebut tidak salah karena bisa ditangkap maksudnya. Tetapi secara tata bahasa, tulisan tersebut di atas salah kaprah.

Kenapa salah? Mari kita baca beberapa kalimat di bawah ini:

1) Roni tinggal diSerang.
2) Roni tinggal di Serang.
3) Salat harus dilanggar.
4) Salat harus di Langgar.

Bagaimana nilai rasa saat kita membaca ulang keempat teks di atas? Pasti berbeda, kan?

Baca Juga : Tulisan Khas Orang Ramai

Kalimat nomor 1 dan 3 mengacu kepada kata kerja, sangat tidak enak ketika dibaca dan terasa ada yang ganjil. Kalimat nomor 2 dan 4 mengacu kepada tempat, sudah sangat pas ketika dibaca dan tidak ada yang ganjil. Ini juga berlaku untuk “ke”.

Jika masih bingung, di bawah ini saya rumuskan cara penulisan di yang dipisah dan yang digabung.

1) Jika di sebagai imbuhan (afiks), biasanya diikuti kata kerja, berarti penulisannya digabung.

Misalnya dipeluk, ditolak, diterima, disakiti, disayangi.

2) Jika sebagai kata depan (preposisi), biasanya diikuti kata tempat, berarti penulisannya dipisah.

Misalnya: di depan, di belakang, di mana, di mana-mana.

3) Penulisan di yang digabung biasanya bisa dipasifkan. Misalnya: dimakan bisa jadi memakan, diterima bisa jadi menerima.

4) Penulisan di yang dipisah tidak bisa dipasifkan. Misalnya: di depan tidak bisa jadi mengedepan, di belakang tidak bisa membelakang.

Masih ingatkah dengan tulisan ini? “Hari ini banyak orang ziarah dikubur”.

Jadi takut, kan? Masa berziarah malah dikubur?

Jadi, sesekali kita harus berpisah agar kebersamaan semakin erat.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: