Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Sang Singa Parlemen

Saya pernah menentangnya. Bahkan mungkin antipati terhadap sikapnya. Ada beberapa tulisan yang merekam geram padanya.

Bahkan saya pernah menyerang mimik wajah dan gerak bibirnya yang mengundang marah orang yang sedang berhadapan dengannya.

Namun perlahan saya teliti kembali pernyataan-pernyataannya. Saya telaah setiap narasi yang dia bangun. Saya ikuti keberpihakannya kepada kebenaran dan keyakinan yang digenggamnya.

Saya cermati kemana matanya memandang, termasuk arah dirinya menghadap. Pun dengan telunjuknya ketika menuding. Dia tak menuding dengan satu telunjuk. Tapi sekaligus dengan kelima jari kanannya.

Keberanian yang tidak dimiliki kebanyakan politisi. Keberanian yang berangkat dari kejujuran. Obyektifitas jernih, yang menegakkan kemanusiaan.

Dia menyerang orang atas pikiran, sikap dan keputusan yang dibuat. Tidak mau ia menyerang pribadi orang. Walau orang tersebut begitu kasar menendang dan sangat keras mendorongnya. Bahkan bongkahan batu ditimpukkan kepadanya berkali-kali.

Atas konsistensinya berpegang pada azas, mengundang benci mereka yang tidak mengerti. Keberaniannya melawan kezaliman, mengundang hujatan mereka yang matanya tertimbun debu.

Tapi lihatlah, 15 tahun telah ia buktikan untuk memperjuangkan nilai, menegakkan azas dan menempatkan kebenaran semestinya.

Hari ini ia berpamitan. Entahlah, membaca link di bawah ini, semakin kristal keyakinan akan dirinya, bahwa orang ini tak hirau akan dirinya, asal nilai yang diperjuangkannya tegak.

IJIN PAMIT KAWANIjin pamit kawan,saya pernah demonstrasi di jalan…Lalu diminta presiden Habibie menjadi anggota…

Posted by Fahri Hamzah on Monday, September 30, 2019

Selamat datang kembali, Bro Fahri. Mari kita beradu lari di tepi pantai. Hingga keringat memandikan kita. Kita bakar ikan, hingga asapnya memantik rasa setiap hidung yang datang dan yang pergi. (Abrar Rifai).

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: