Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Orange, Segar Atau Kecut?

Rebonding itu penting. Ups, rebranding, ding. Eh, memang bener sekarang PKS sedang melakukan rebranding, ya?

Sebab sebenarnya keinginan melakukan rebranding itu sudah lama. Tapi kebanyakan dulu pada bergaya, seolah-olah penyesuaian diri dengan zaman itu adalah sesuatu yang tabu.

Tapi kini ketika kawannya sudah pada berlari jauh meninggalkannya, pada kelabakan deh, pengen ikut-ikutan berubah. Walau untuk itu harus tampil seolah-olah milenial, padahal sebenarnya selama ini selalu tampil kolonial.

Lihat aja nanti, apakah benar mereka punya cukup energi untuk berpacu dalam melodi yang dulu banyak mereka tolak. Yang kacau itu kalau sebenarnya mereka gak yakin, tapi maksa.

Ketua Majelis Syuro Dr. Salim Segaf Al-Jufri, Presiden Ustadz Ahmad Syaikhu dan Sekjend Aboe Bakar Al Habsyi tampak kompak menghias diri dengan penampakan baru PKS.

Menyesuaikan diri itu bagus. Tapi maksa mengubah penampilan, itu sering membuat geli. Geli-geli sedap. Serius, saya suka dengan penampilan Habib Salim dan Ustadz Syaikhu. Seger!

Habib Salim pakai topi ala Maher Zain, celana jeans dan kaos warna warni. Yang mendadani beliau sengaja membuat lulusan Universitas Islam Madinah ini seperti taqlid kepada penampilan Anis Matta selama ini. Keren!

Ustadz Syaikhu tak kalah keren. Lelaki yang sering berkopyiah hitam tersebut, kali ini menanggalkan kopyahnya. Beliau bertopi, berkemeja kekinian dan juga mengenakan celana jeans. Cakep!

Adapun Bang Abu, sepertinya tidak ada perubahan pada penampilannya. Sebab lelaki lincah itu selama ini memang sudah biasa dengan penampilan tersebut.

Kompak, kader PKS sejagat pun mengikuti penampilan baru qiyadahnya. Tanpak para akhwat yang biasanya ghaddhul bashor, kini sudah berani mengangkat wajah dan membuka mata.

Para Ikhwan yang biasanya berpenampilan ala orang pengajian dan anak Remas, sekarang bergaya ala-ala anak yang suka ngafe dan suka nge-mall.

Dengan dominasi warna orange, PKS memang tampak lebih manis. Akhwatnya semakin manis. Ikhwannya semakin kelimis. Para ustadznya pun semakin tak tampak sinis.

Begitu juga para qiyadah mereka, semoga serius jujur mengakui satu hari sebelum Jum’at itu memang Kamis. Bukan sekedar bibir yang dipoles lamis.

Sebab kalau sekedar seakan-akan mengubah penampilan, tanpa diikuti dengan perubahan pola pikir dan sudut pandang hitam menuju orange, justru nanti akan melahirkan buah-buah jeruk yang kecut.

Nah kalau jeruknya kecut, maka kelak beramai-ramai orang akan memuntahkannya. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: