Jelasnya begini, dari dokumen yang saya terima tentang perubahan logo PKS, di sana disebutkan bahwa warna orange adalah harapan dan semangat kehidupan yang selalu optimis dan selalu muda.
Apa harapan yang dimaksud PKS?
Harapan terdekat tentunya adalah agar gelombang eksodus kader PKS ke Partai Gelora itu tidak terus terjadi.
Harapan 2024 tentu PKS ingin tetap ada. Sebagaimana mungkin harapan agar Partai Gelora tak mendapat suara. Makanya, terus dipepet.
Adapun kalau semangat hidup, saya kira semua kita harus punya semangat hidup. Sebab kalau hidup sudah tidak semangat, artinya kematianlah yang diinginkan.
Padahal PKS masih ingin hidup lebih lama lagi, agar keinginan menjadikan KMS atau qiyadah lainnya sebagai Cawapres yang sempat tertunda tahun lalu bisa benar-benar terwujud.
Tetap muda. Baguslah, artinya PKS menolak tua. Sebab sampai dua puluh tahun kini usianya, tapi PKS masih bersikap kekanak-kanakan. Anti kritik dan suka marah-marah pada kader yang dianggap tidak taat.
Bahkan tak segan memecat para kader secara serampangan. Mengenyampingkan moral dan tidak mengindahkan hukum.
Optimis. Ini juga bagus. Artinya dengan segala kezaliman yang telah dilakukan sebelum ini ke banyak kader, PKS tetap optimis bahwa mereka masih bisa bertahan.
Warna orange berbentuk bulat. Bentuk bulat maksudnya adalah gambaran peran PKS sebagai partai yang memperjuangkan keadilan dan sejahteraan rakyat di Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
Memperjuangkan keadilan konon. Keadilan apa yang diperjuangkan. Sedang banyak pemecatan kader dilakukan dengan menabrak aturan.
Bahkan ketika sudah divonis salah oleh pengadilan, tetap ngotot dan membangkang!
Memperjuangkan kesejahteraan, sip bagus itu. Asal memang serius. Tapi itu yang dimaksud beneran kesejahteraan rakyat Indonesia atau rakyat PKS?
Sebab sebagai partai yang juga adalah jamaah dan jamaah itu adalah partai, PKS selama ini terkesan menegasi masyarakat lainnya sebagai orang baik.
Menyebut diri sebagai ikhwah, sedang yang lain adalah orang ‘am. Maka kemudian ada prioritas muamalah di lingkaran mereka sebelum masyarakat lainnya.
Nah, ini yang menarik: Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Semoga PKS memang serius menerima Pancasila sebagai landasan kehidupan bernegara.
PKS jangan sampai bertaqiyah seperti orang-orang Syiah. Berlagak seolah-olah menerima, padahal sebenarnya berkeinginan mengubah.
Sebab kalau sampai itu yang menjadi agenda PKS, selamanya partai atau jamaah ini akan dianggap gerakan Islam Transnasional yang terus diwaspadai oleh ummat Islam lainnya di negeri ini.
Adapun gambar padi dan bulan sabit, tidak perlu diulas. Sebab itu masih sisa logo yang lama.
Warna putih. Putih disebut sebagai dasar dari keseluruhan logo yang menggambarkan ketulusan dan kesucian hati.
Ketulusan memang harus ada pada setiap orang atau kelompok. Artinya, seluruh kerja-kerja sosial yang dilakukan PKS tidak harus dibalas dengan suara.
Maka bakti sosial, pertolongan pada korban bencana yang dilakukan kader PKS dan berbagai sayapnya, tidak dimaksudkan untuk meminta dukungan politik pada Pemilu.
Kesucian hati. Tentu ini ditandai dengan bersihnya hati orang-orang PKS, mulai dari para qiyadah sampai jundinya untuk tidak mendendam dan iri kepada orang lain.
Apalagi kalau yang didendam dan di-iri adalah mantan kader yang dulu pernah bersama dalam partai dan jamaah yang sama. (Abrar Rifai)
Terkait
B E D A!
Mengkerdilkan Nusantara
Ahlan, Mas Anas Urbaningrum