Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

PKS, Jangan Permainkan Kader!

Kampanye Terbuka PKS Ribuan kader Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) mengikuti kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Ahad (16/3). Kampanye perdana yang bertema "Kobarkan Semangat Indonesia Bersama PKS" ini dihadiri para caleg, pejabat dan tiga capres PKS,

Seorang guru Al Qur`an di SMP IT di sebuah kota di Jawa Timur ditunjuk menjadi Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera di kota tersebut.

Seorang guru yang sangat tawadhu dan bersahaja. Beliau adalah lulusan pesantren besar di Kediri.

Yang menarik, ternyata yang bersangkutan sebelumnya tidak pernah jadi pengurus dan bahkan jarang terlibat dalam kegiatan partai. Tapi kemudian ujug-ujug didaulat menjadi ketua, dalam forum yang mereka sebut sebagai Musda.

Begitulah, kultur dalam PKS, tidak penting keaktifan kader sebelumnya dalam kerja-kerja politik. Tidak penting juga kader punya kapasitas atau tidak dalam pos tersebut, karena yang mereka junjung adalah tsiqah dan taat.

 Baca Juga :  Ketika Akhirnya Sandiaga Ikut Tercebur

Maka, jangan heran kalau dalam banyak perhelatan politik, PKS sering kali tidak punya daya tawar dan seringkali dipecundangi partai-partai lain.

Pada kekuasaan qiyadah yang sekarang, setidaknya tiga jabatan gubernur di tiga provinsi besar lepas: Jawa Barat, Sumatera Utara dan Maluku Utara.

Kembali kepada ketua DPD terpilih yang saya singgung pada awal tulisan ini. Setelah dipilih, yang bersangkutan baru diketahui ternyata adalah guru yang sudah sertifikasi dan sudah inpassing.

Nah, setelah mengetahui status guru tersebut, sepertinya pilihan tersebut akan dikoreksi.

Saya tidak tahu apakah seorang guru sertifikasi dan apalagi sudah inpassing, boleh berpolitik praktis atau tidak? Apalagi ini menduduki jabatan strategis sebagai seorang ketua partai.

Tapi yang pasti, kalau nanti keputusan pemilihan tersebut dikoreksi, yang bersangkutan akhirnya diganti, di sinilah seorang kawan saya berujar, “Kader kok digawe dolanan!”

Dalam perbincangan dengan seorang kawan, “Kenapa kok beliau bisa dipilih, padahal tidak pernah jadi pengurus dan tidak aktif dalam acara-acara kepartaian?”

Kawan ini kemudian menjelaskan, bahwa pilihan tersebut lebih karena DPW PKS Jawa Timur ingin memanfaatkan status yang bersangkutan sebagai santri NU, yang merupakan alumni pondok pesantren besar. Begitukah? (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: