Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Selamat Jalan, Bang Lubis

Berduka yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara dan sahabat kami tercinta, Bang Achmad Rosyadi Lubis. Saya bersaksi bahwa beliau adalah orang baik. Teguh pendirian dan senantiasa menginspirasi.

“Nah ini dua penyambung lidah para kader sekarang bersua,” seru Mas Gunawan Abu Nazhifah di Sidoarjo, saat beliau dan Bang Lubis bertemu saya.

Coach Gunawan menyebutkan tak banyak kader yang berani bersuara secara terbuka di media sosial, seperti saya dan Bang Lubis.

“Ah, nggaklah. Saya mah jauh kalau dibandingin Ustadz Abrar. Saya masih diam, beliau sudah beruara,” respons Bang Lubis.

“Justru saya ini kalau dibandingkan antum, malah gak ada apa-apanya,” potong saya.

“Gini,” sela Coach Gunawan, ”Ustadz Abrar ini memang lebih dulu bersuara. Suaranya keras dan bisa menggiring. Tapi Bang Lubis ini padat dan penuh data.”

Saya membenarkan kesaksian Coach Gunawan. Bang Lubis ketika menulis atau bicara senantiasa disertai data yang padat.

Beliau pandai menulis. Ceramah-ceramahnya tentang pendidikan anak dan keluarga cinta banyak tersebar di berbagai platform social media dalam bentuk video.

Bukan hanya itu, Bang Lubis juga pandai menulis lirik lagu dan menyanyikannya. Pun, banyak catatan beliau yang begitu puitis.

Baca Juga: Mengenang Pak Syai’in

Hari ini dinding facebook saya dipenuhi kesedihan atas meninggalnya Bang Lubis. Semua yang pernah mengenal Bang Lubis, pernah berinteraksi dan bekerjasama dengannya, akan mudah memberikan kesaksian atas kebaikannya.

Entah berapa usia Bang Lubis. Sepertinya di bawah saya. Tapi begitulah kematian, tak kira tua atau muda, sehat atau sakit, sudah menikah atau masih jomblo. Saatnya tiba, kematian akan segera menyergap.

Tak banyak saya mengenal Bang Lubis. Tapi sungguh kesaksian para sahabatnya, serta apa yang saya ketahui, sudah cukup bagi saya untuk memberikan kepastian bahwa Bang Lubis adalah hamba Allah yang shalih.

Bang Lubis adalah seorang mukmin pejuang. Baik dan menghargai sesama. Tapi beliau juga tak bisa diam ketika menyaksikan keculasan dan kezaliman.

Selamat jalan, Bang Lubis. Antum dahului kami mengakhiri perjalanan di dunia ini. Saat nanti kita bersua pada alam setelah dunia ini, kita akan kembali bercerita tentang pekat malam yang tak lagi misteri.

Kematian itu pasti adanya. Tapi waktu dan tempatnya bagi mereka yang masih hidup, adalah misteri.

Sedang Bang Lubis dan semua manusia yang telah mendahului kita, telah menyimak misteri tersebut. Pada husnul khatimah yang penuh kebahagiaan atau su`ul khatimah (na’udzubillah) yang penuh derita.

Husnul khatimah, Bang Lubis. Luas kuburmu, kehijauan dan penuh kenikmatan, sebab ia adalah penggalan taman-tamn surga. Al-Fatihah! (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: