Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Iwak Rabuk dan Sungai Mahakam

Oleh: Ita Nurita

Tidak ada hubungan yang spesifik dari judul diatas. Selain daripada saya ingin menuliskan keduanya hari ini berdasarkan apa yang dirasakan, dialami dan difikirkan.

Iwak rabuk dalam sebutan orang Banjar adalah ikan yang dimasak dengan cara seperti menumis tapi sebelumnya ikan lebih dahulu di goreng atau di rebus. Disebut rabuk yang artinya kecil – kecil, karena ikan ini di suir – suir dan dipisahkan dari tulangnya terlebih dahulu. Ukuran rabuknya bisa menyesuaikan selera masing – masing. Suatu hari saya pernah mengolah rabuk ikan Tongkol, saya membuatnya lebih halus dan kecil, tapi kali ini saya ingin membuat dengan ukuran lebih besar.

Iwak Rabuk, pict credit: Ita Nurita

Iwak Rabuk sangat lezat dimakan ditemani nasi hangat. Ditambah lagi kalau Rabuknya pedas dengan level kepedasan masing – masing pula. Tidak hanya nasi hangat iwak Rabuk juga bisa di temani singkong rebus maupun nasi ketan. Dijamin ngemil berat ini membuat kita lupa dengan makanan lain.

Dulu dikeluarga saya, mamak sering “mendaur ulang” ikan apa saja yang tersisa kemaren dijadikan Iwak Rabuk untuk sarapan pagi. Tentu tujuannya agar tidak ada yang terbuang hingga mubazir. Tapi berjalannya waktu, saya mengenalkan kuliner warisan ini kepada anak – anak justru dari ikan yang benar – benar baru. Saya memilih merebus lebih dahulu agar mengurangi kandungan minyak yang sarat dengan lemak jahat kalau digoreng berulang -ulang.

Kepulauan Kalimantan terkenal dengan sungai – sungai yang panjang dan lebar. Ada Sungai Kapuas, ada Sungai Barito, ada Sungai Mahakam dan lainnya. Kesukaan pada pengolahan ikan menjadi tradisi masyarakat Kalimantan pada umumnya. Kalau sehari – hari tidak makan ikan, berasa paling susah hidupnya. Ikan dengan berbagai macam olahannya menjadikan berbagai jenis ikan tak pernah terbuang sia – sia.

Salah satu sungai yang saya sebut pada judul di atas, adalah sungai yang ada dihadapan saya sekarang. Sungai yang tampak begitu tenang meski diatasnya terlihat hilir mudik kapal – kapal besar, baik yang membawa penumpang mudik maupun kapal Tongkang pengangkut Batubara.

Sungai Mahakam memiliki mitos yang unik, bila meminumnya sekali maka pengunjung dari manapun kelak akan terus datang berulang kali. Meski tak mempercayai yang namanya mitos, tapi kebanyakan itu terjadi yang menurut saya bukan karena airnya tapi doa orang yang bersangkutan agar bisa kembali berkunjung ke sini.

Menikmati wisata sungai Mahakam tak kalah sensasi. Bagi saya itu mengingatkan kenangan masa kecil yang begitu akrab dengan aroma air sungai. Meski pernah trauma dari kecil karena pernah kepleset dari jembatan dan hampir kelelep. Untungnya kakak lelaki saya yang hobby berenang sigap menolong. Tapi saya tidak ingin trauma itu menjadikan saya tidak bisa menikmati wisata air yang penuh sensasi ini, sehingga beberapa kali saya mencoba terapi mandiri dengan menyusuri sungai menggunakan perahu kelotok maupun kapal wisata yang tidak terlalu besar. Tantangan menyusuri sungai dengan naik kapal speed dari seorang teman masih saya pertimbangkan. Kuatir jantung saya belum begitu kuat…haha

Yang masih penasaran dengan sungai Mahakam akan “kesaktian” airnya jangan tunda lagi, segera berkunjung agar bisa membuktikan sendiri bagaimana sensasinya. Tentu saja harus siap – siap dengan badget yang lumayan, karena kekhasan Kalimantan yang begitu beragam sayang bila tidak di dinikmati satu persatu.

So..makan iwak Rabuk di tepi sungai Mahakam atau di atas perahu pastilah akan jadi kenangan indah sepanjang hidup nantinya.
Tunggu apa lagi?

IN,19032021

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: