Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Sepotong Omelan Cinta Ibuk

Oleh: Fahima Indrawati

“Prang… Pyarrrr…” suara dapur berisik.

“Aduuuh piring Ibuk yang tersayang jadi pecah ini… Gegara Adik sih… Hati-hati dong Dik… Jika belum bisa naruh di rak piring, ya jangan maksa, kan bisa minta tolong Ibuk…” kuliah panjang lebar memecah keheningan pagi berembun.

Sementara si Adik berjungkit memunguti pecahan piring, sudah beradu suara Ibuk.

“Sudah-sudah, sana pergi. Nanti kakimu malah terkena pecahan piring, bisa berdarah.”

Baca Juga : Kisah Cinta Semalam

Si Aduk gegas menjauh. Wajahnya muram. Rasa bersalah menyelimuti raut muka yang berpipi tembem.

,”Kalo begini kan jadi ngrepotin Ibuk. Mana kerjaan cucian belum beres, setrikaan numpuk, jemuran gak kering-kering.” masih nyaring merdu suara Ibuk dengan nada berirama cepat.

Sementara si Adik mencari bapaknya yang sedang asyik bersama laptopnya. “Glodak…Pyarrr…. ” suara pecah terdengar lagi. Kali ini sunyi. Diam tanpa suara. Dikemasinya pecahan piring dalam diam.

Di kamar, si Adik berbisik, “Ayah… Siapa yang mecahin piring lagi? Bukan aku lho.”

Sementara sang Bapak dengan wajah manyun lucu memberi isyarat. “Berarti Ibuk yang mecahin piring, Nak. Karena sunyi dan lantai dapur langsung rapi. Tanpa omelan memang kerjaan jadi cepat.”

Bapak berbisik ke Adik hingga mereka menahan senyum kecut saling berebut memeluk bantal bergulingan di kasur yang berantakan.

Itulah kekuatan seorang Ibuk. Omelannya adalah rutinitas kuliah harian di rumah. Itulah cara Ibuk mengekspresikan cinta.

Maka waspadalah jika tetiba rumah itu sunyi, semua diam, berarti hangatnya cinta Ibuk bisa jadi sedikit menguap atau mungkin ia sedang membutuhkan cinta.

Jadi, jaga hangatnya cinta Ibuk dengan sabar menerima omelannya. Di situlah harmoni cinta keluarga menjelma.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: