Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Ningsih adalah anak Bu Prapti satu-satunya. Saat Bu Prapti diceraikan suaminya, Ningsih ketika itu sedang duduk di bangku kelas tiga SMA.

Bu Prapti tak perlu lama menjanda. Enam bulan kemudian seorang lelaki muda bernama Joko datang melamarnya.

Setelah menikah, Joko tinggal di rumah Bu Prapti bersama anak semata wayangnya.

Hari berganti, bulan berganti tahun. Tak terasa, sudah 4 tahun mereka mengarungi rumah tangga. Namun tak jua kunjung memiliki momongan. Ningsih tetap menjadi anak satu-satunya Bu Prapti.

Entah Joko kesambet setan dari mana, dengan alasan karena Bu Prapti tak bisa memberinya anak, Joko menceraikan istrinya. Parahnya lagi, setelah menceraikan Bu Prapti, Joko malah menikahi Ningsih.

Joko, Ningsih dan Bu Prapti adalah potret orang-orang yang mengaku Islam, tapi tidak tahu hukum agamanya. Mereka tidak tahu kalau pernikahan semacan ini batil, haram!

Bu Prapti menepi. Dengan segenap sakit yang menderanya, ia terpaksa membiarkan anaknya menikah dengan mantan suaminya. Ningsih pun begitu, iblis mana pula yang mempengaruhinya hingga tega merebut suami ibunya.

Satu tahun pernikahan Joko-Ningsih, mereka pun punya anak. Dua tahun menikah, lahir anak ke dua. Tahun ke tiga, lahir juga anak ke tiga. Hingga akhirnya suatu hari Ningsing ketemu saya pada suatu pertemuan yang tidak direncanakan.

Untuk beberapa urusan yang kami terlibat di dalamnya, Ningsih beberapa kali kontak saya. Entah kenapa juga akhirnya ia menceritakan semua kisahnya kepada saya. Saya terkejut, “Haram itu pernikahan seperti itu!”

“Terus gimana dong, Mas Ustadz?”

“Pernikahan batil otomatis cerai. Bilang pada suami Sampean, bahwa pernikahan ini harus bubar!”

Ningsih shock berat. Joko pun panik. Tapi akhirnya mereka menerima penjelasan saya. Singkat cerita akhirnya mereka berpisah.

Kini setahun sudah Ningsih berpisah dari Joko, “Terima kasih sebelumnya, Mas Ustadz… karena Sampean, akhirnya saya tahu bahwa pernikahan saya dengan Mas Joko itu tidak boleh.”

“Iya Mbak, sama-sama. Sudah menjadi kewajiban saya untuk menyampaikan itu pada Sampean dan Mas Joko.”

“Masalahnya sekarang ini, saya akhirnya tidak punya suami. Ini gara-gara Sampean. Maka saya memuntut pertanggungjawaban Sampean!”

“Maksudnya?” (Abrar Rifai).

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: