Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Kita Nikmati Saja

Tadi pagi saat berehat ngajar, ada pesan penipuan masuk ke WA saya. Iya, penipuan. Saya tahu pasti itu.

Mengaku sebagai pihak resmi dari Telegram, menginformasikan bahwa saya beruntung mendapatkan hadiah… dan bla, bla…

Sesaat kemudian dia telpon, saya angkat. Dia tanya nomer telpon saya yang lain, saya bilang: gak ada. Saya punya ya nomer ini saja.

“Owh, gak apa-apa, Pak,” katanya. “Nanti kalau ada nomer kode masuk ke SMS Bapak, sila diberitahukan kepada kami, ya…”

Telpon ditutup. Benar saja, ada SMS masuk dari Telegram, yang berisisi kode verifikasi login Telegram dari perangkat lain.

Baca Juga : Hati-hati Bersosial Media

Dia menelpon lagi, “Bagaimana, Pak, apa sudah ada kode lima angka yang masuk ke SMS Bapak?”

Saya jawab, “Gak ada, Pak.”

“Masa sih, Pak?”

“Ada sih, Pak. Tapi mana bisa buaya macam saya ini mau dikadalin!” ?

Mendengar jawaban saya, spontan dia mengumpat dengan umpatan yang tak pantas saya tulis di sini.

Cerita di atas adalah satu pernik dunia digital. Orang bebas melakukan apa saja, sesuai kemauan. Namun, sesungguhnya kebebasan dunia digital, semestinya tetap dibatasi norma.

Perbuatan orang tersebut di atas jelas dilarang. Karena itu adalah dosa dan pelanggaran.

Selain kegiatan penipuan, ada juga perbuatan-perbuatan orang yang tidak pantas dan tak seharusnya dilakukan. Seperti misal rayuan atau gombalan pada orang yang sebelumnya sama sekali tidak dikenal. Spam, minta bantuan yang tidak jelas, hingga obral tubuh telanjang dan lain sebagainya.

Saya sendiri, sebenarnya tidak suka menerima BC yang beruntun. Apalagi yang jelas-jelas spam. Nah, tentu saya juga tidak mau melakukan hal yang tidak saya suka jika itu terjadi pada diri saya.

Nah, didorong oleh keinginan mempromosikan channel YouTube saya, yang memang masih baru, akhirnya saya melakukan pesan broadcast ke hampir semua nomer kontak saya.

Annas ajnaaaaas: manusia itu macan-macam. Menerima BC saya, respon kawan-kawan bermacam-macam.

Sembilan puluh persen kawan-kawan saya menyambut baik dan bersedia membantu. Tapi ada juga yang tidak suka. Marah mungkin, atau mengumpat.

Namun kejujuran mereka untuk memarahi saya atau menyampaikan ketidak-sukaannya, itu saya apresiasi. Sehingga berikutnya tidak akan saya kirimi broadcast lagi. Bahkan mungkin saya akan menghapus nomernya dari daftar kontak.

Apapun itu, terimakasih kepada seluruh kawan-kawan saya di manapun berada. Sampeyan semua pancen ngeten ?.

“Tenang, Mas Abrar. Nikmati saja, ini bagian dari proses,” kata seorang kawan.

“Asiyaaaap!” jawab saya. 😀 (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: