Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Jadwal Kematian

Jadwal Kematian by orangramai

Rasulullah masih berbicara di hadapan sejumlah orang, tetiba ia datang menyela pembicaraan Baginda, “Matas sa’ah ya Rasulallah = Kapan kiamat wahai Rasulullah?”

Rasulullah tak segera menjawabnya. Bahkan Rasulullah tak jua menoleh. Beliau terus melanjutkan pembicaraannya sampai tuntas. Baru setelah itu beliau berujar, “Siapa tadi yang menanyakan kiamat?”

“Ana ya Rasulullah!” jawabnya sigap.

Seorang Badui yang memang dikenal tak punya uggah-ungguh. Namun walau demikian, Rasulullah tidak marah padanya. Tapi beliau pun tak menjawab pertanyaan lelaki itu. Baginda justru balik bertanya, “Wa madza a’dadta laha = Apa yang telah kau siapkan untuk menyambut kiamat?”

Begitulah, sungguh tak penting mengetahui waktu kapan kiamat akan terjadi. Sebagaimana tidak pentingnya mengetahui jadwal kematian masing-masing kita.

Sebab yang terpenting adalah mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya, sebaik mungkin untuk menyongsong datangnya kematian.

Sekedar tanda-tandanya saja Allah berikan. Tapi tak ada kepastian kapan kiamat akan tiba.

Seperti orang-orang yang tampak miskin, pengembala kambing tapi berlomba membangun rumah mewah.

Disebutkan banyak budak melahirkan anak majikannya.

Banyak urusan yang diserahkan kepada mereka yang tidak punya kapasitas (bodoh).

Maraknya pembunuhan.

Terjadi fitnah dimana-mana. Sampai-sampai kita susah membedakan mana kebenaran dan mana kebatilan.

Ada banyak tanda-tanda yang mengabarkan bahwa kiamat sudah dekat. Bahkan diutusnya Baginda Muhammad -shalallahu alaihi wasallam- sebagai nabi dan rasul, itupun adalah tanda kiamat tak lama lagi.

Tapi dekat atau lama untuk mengukur kedatangan kiamat, tak seorangpun di antara kita yang tahu kepastiannya. Sebab Rasulullah sendiri sebagai utusan Tuhan, tak pernah mengabarkannya.

Begitupun kematian, sekedar tanda mungkin bisa kita ketahui. Seperti sakit adalah lazim sebagai muqaddimah kematian.

Tua dengan rambut yang sudah beruban, adalah tanda kematian.

Baca Juga : Sampai Kematian Bertandang

Bahkan belakangan ini, Corona atau Covid-19 begitu menjadi momok. Semua orang sangat takut dengan penyakit yang satu ini. Sampai akhirnya ada banyak tatanan sosial yang runtuh tersebab Corona.

Salaman yang begitu sunnah dan penuh barokah, kini dihindari.

Berkumpul, saling bersilaturrahim, makan bersama, walimah pernikahan dan bahkan sampai kepada hal yang paling adat, sangat magis dan merupakan perintah agama, pun kini dihindari.

Merawat jenazah dilarang, menguburkan mayat dilarang, shalat jenazah dianggap pelanggaran dan tahlilan dilarang!

Duh, Corona!

Tapi sungguh semua kehancuran pranata sosial tersebut tak akan sanggup mengubah jadwal kematian.

Kematian tak bisa ditunda. Tak juga bisa dimajukan. Sebab itu adalah ketetapan Tuhan yang tak boleh dicampuri manusia.

Kewajiban kita adalah berobat ketika sakit. Menjaga kesehatan agar sakit tidak sampai mendera.

Selebihnya, kita harus memastikan diri untuk setiap saat hanya menjadi hamba Allah yang baik. Agar ketika kematian tetiba datang, kita sedang dalam keadaan baik sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah.

Pun, kita baik kepada sesama manusia. Tidak menjahatinya, tidak menyakiti, serta memenuhi segenap hak mereka.

Sehingga dengan demikian, husnul khatimah adalah dambaan yang telah kita tempuh jalannya, agar ia benar-benar menjadi akhir kehidupan kita. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: