Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

COVID19, Indonesia, Dan Depopulasi

corona by orangramai

Lomba Menulis Corona : 11

Oleh: Sultan Alam Gilang Kusuma

Terhitung 24 hari sudah Bangsa Indonesia melalui perjuangan untuk menanggulangi Pandemi yang disebabkan oleh Corona Virus Disease 19 atau COVID19. Terhitung sejak di umumkannya pertama kali kasus positif corona oleh Presiden Joko Widodo, hingga hari ini jumlah penderita yang terinfeksi virus ini lebih dari 600 orang belum lagi mereka yang dikategorikan sebagai OPD dan PDP

Persentasi mereka yang meninggal berjumlah sekitar 55 orang, yang merupakan dath rate tertinggi di Asia Tenggara dan menduduki posisi kedua dari 186 negara yang terjangkiti virus ini dengan persentasi dath rate 8 %.

COVID19 bukan hanya menimbulkan kerugian berupa kematian, melainkan juga membahayakan sistem perekonomian dunia  yang otomatis bangsa Indonesia termasuk didalamnya. Bukti melemahnya sistem perekonomian Indonesia adalah terakhir kemarin dari data yang diterima menyatakan bahwa kurs nilai tukar rupiah ke dollar tembus sebesar 16.000 lebih, persis ketika krisis moneter 1998 terjadi.

Kemungkinan besar, inflasi besar-besaran akan terjadi, harga-harga barang-barang yang terdistribusi juga akan melonjak tinggi jika pemerintah tidak segara mengambil kebijakan, belum lagi produktivitas ekonomi juga akan semakin lesu dengan adanya social distance, physical distance dan self lockdown.

Terakhir yang saya baca lewat laman fanspage resmi Presiden menyatakan bahwa Presiden mengambil beberapa kebijakan untuk menstabilkan produktivitas perekonomian negara yaitu dengan memberikan kelonggaran berupa relaksasi kredit bagi usaha mikro dan kecil serta keringanan relaksasi pembayaran bunga dan angsuran selama 1 tahun.

 Selain itu, Pemerintah lewat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta Pemerintah Daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar selama lebih dari dua pekan, bahkan salah satu kebijakan yang terbaru adalah dengan meniadakan Ujian Nasional bagi seluruh siswa mulai dari Sekolah Dasar Hingga Sekolah Menengah Atas.

Banyak dari para pakar, pemerhati kebijakan, dan lain-lain telah melakukan berbagai kajian dengan berbagai perspektif untuk menilai pandemi ini khususnya yang terjadi di Indonesia. tak sedikit dari mereka yang menyarankan untuk segara mengambil kebijakan lockdown, dan tak sedikit pula dari mereka yang mengkhawatirkan kinerja pemerintah yang dinilai lamban dan terlalu bersantai-santai dalam menanggulangi pandemi ini.

Saya tertarik untuk mencoba memandang pandemi ini lewat perspektif berbeda, yaitu tentang Depopulasi.

Saya teringat tentang sebuah novel best seller yang pernah saya baca, judulnya adalah Inferno karangan Dan Brown. Di dalam novel itu menceritakan tentang sebuah konspirasi iluminati untuk mengurangi jumlah populasi manusia dengan cara yang ou of the box.

Cara yang mereka pada adalah dengan menyebarkan sebuah virus yang mematikan. Virus ini nantinya hanya akan mematikan sejumlah orang  yang terpilih saja, yaitu mereka yang gen tubuhnya sesuai dengan gen virus tersebut.

Baca Juga: Corona Dan Kecerdasan Forecasting

Memang terkesan di luar masuk akal jika kita berpikir jauh bahwa COVI19 ini adalah pekerjaan besar Iluminati, karena banyak para pakar yang mengatakan ini merupakan walhasil dari perang dingin antara Tiongkok dan Amerika. Lihatlah sekarang mereka tengah saling jotos-jotosan tentang siapa sebenarnya dalang dibalik ini.

Kembali kepada depopulasi, pernah suatu kali saya menemukan sebuah meme yang diposting tentang wabah-wabah dalam sejarah yang pernah menimpa umat manusia. Yang menarik adalah, wabah-wabah ini terjadi berurutan dengan tahun ber-akhiran 20.

The Great Pleague of Marseille

The Great Pleague of Marseille, terjadi pada tahun 1720  dengan jumlah korban 100.000 orang. Wabah ini disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis. Penyakit ini mewabah ke negara-negara di Eropa secara luas,bahkan sampai ke Timur Tengah. Orang-orang Arab menyebutnya dengan “Ath-Tha’un Al-A’dzham”

The Fist Cholera Pandemic

The Fist Cholera Pandemic atau sebut saja sebagai Pandemik Colera, berselang 1 abad setelah The Great Pleague of Merseille yang artinya terjadi pada Tahun 1820. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Vibrio Cholerae” yang berhasil membunuh 100.000  jiwa yang mana penyakit ini menyebar terlebih dahulu di Thailand,Fhiliphina dan Indonesia baru kemudian menyebar ke daratan Eropa.

Satu abad kemudian tepatnya tahun 1920, dunia mulai kembali berhadapan dengan virus mematikan yang belum pernah di ketahui sebelumnya. “H1N1 Influenza” atau dikenal dengan The Spanish Flu (Flu Spanyol, Flu Burung). Pandemik ini cuku menghebohkan dan membuat kekacauan yang menurut sejarah menewaskan 50-100 juta orang diseluruh Dunia.

Fakta-fakta diatas bukan bermaksud sebagai upaya cocoklogi atau menggiring opini bahwa ini perbuatan orang-orang Iluminati. Tetapi, memang patut untuk kita renungi bahwa upaya depopulasi ini seakan-akan di skenariokan. Mungkin saja ini bisa kita jadikan sebagai bahan berpikir tentang apa saja yang kita perbuat selama ini.

Dengan melihat potensi hancurnya dunia akibat ulah kita, mungkin saja benar adanya ide depopulasi menggunakan cara-cara seperti ini sebagaimana yang dipikiran Thanos dalam Avanger Endgame atau Valentine dalam Kingsman The Secret Service dan Bertrand Zorbist dalam Inferno.

Lalu bagaimana dengan Indonesia saat ini? Sebagai negara negara total populasi terbesar ke 4 di dunia, memungkinkan kita telah menyumbangkan banyak kerusakan di muka bumi yang dilakukan oleh mausia-manusia Indonesia.

Maka menjadi mungkin apabila depopulasi dilakukan oleh orang-orang yang notabene menghendaki humanisme dalam dunia. Tentu dengan cara-cara yang kurang lazim seperti program virus ini.

Terlepas dari itu semua, sebagai bangsa yang besar. Indonesia membutuhkan manajemen yang baik, mulai dari bagaimana menghendaki populasi sebesar ini membawa kita menjadi bangsa yang besar dan digdaya seperti China dan Amerika, bukan justru sebaliknya.

Dan tentu untuk memanajemen itu, bangsa ini perlu pemimpin yang luar biasa, pemimpin yang mampu menahkodai kapal ini dengan baik. Sehingga ide-ide depopulasi menggunakan virus tidak lagi dugunakan oleh orang-orang yang menghendaki humanism jika memang faktanya dengan jumlah populasi yang besar, pemimpin kita mampu membangun dengan baik serta menciptakan humanisme.

Tak dinyana, semestinya begitu, tapi untuk saat ini bangsa ini harus terus berjuang, bertarung, dan di saat-saat seperti inilah kebesaran hati kita diuji, pemimpin kita duji untuk tidak hany celengak-celunguk, atau manut-manut.

Jiayou Indonesia, aku sudah merindukan keharmonisan.

[thumbs-rating-buttons]

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: