Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Belanja Online

Oleh: Fahima Indrawati

Mata mbok Marni tak berkedip memandani layar ponselnya. Hp dengan fitur cukup canggih yang baru dibelikan Pakne dua bulan lalu, menjadikan mbok Marni girang luar biasa sekaligus sering membuatnya berkeringat.

“Pak… Pakne… Piye iki Pakne…. Aku pencet-pencet iki kok gak metu tulisane…” terdengar grogi suara mbok Marni. Keringat mulai membasahi tengkuk hingga dasternya mulai basah.

“Lha Makne ki mencet opo tho… Kene coba… ” Pakne mencoba menenangkan dan kini hp beralih di tangannya. Diamatinya data-data isian di layar, hingga kaca mata pakne terlihat melorot saking seriusnya.

Baca Juga : Emansipasi Desa dan Kota

“Makne… Coba sini… Ini lho… Ngisinya seperti ini, ngetik alamat kecamatan dulu, nanti lak muncul keterangannya…” Pakne nerangkan dengan pelan. “Iyo tadi aku sudah nulis, tapi ora muncul-muncul Pakne…” Mbok Marni mencoba berargumen sambil menenangkan diri.

“Ceritanya aku tadi buka-buka situs lapak jualan Pakne, lho kok onok sing tak taksir… Trus aku pencet “beli sekarang” tapi giliran aku sudah transfer, kok ora metu keterangan alamat dan no yang jualan, mengko aku konfirmasine piye iki…”

“Lha Makne arep tuku opo tho…” Pakne penasaran. “Iki lho… Gambar mukena ne kok apik tenan, Emak pingin belikan Simbok Ginem untuk lebaran. Emakne mau pesan 5 je, kangge Lastri, Murni, Mbah Atmo, keno gawe tarawih tho Pakne…” Mbok Marni nerangkan lebar panjang luas kali kelliling hahaha.

“Lha nopo ndadak tuku online ki…nang toko yo okeh tho Makne…”
“Poso-poso ngene kan males Pakne, ke toko ndadak milih-milih, ngentekke wektu, mending kanggo moco Qur’an…” Mbok Marni membela diri.

“Tapi masalahe Pakne, aku mau ki transfere kurang. Lali jumlah totale, dadi kurang limangewu. Piye yo lhe ku konfirmasi…?” Mbok Marni kembali bingung. “Yowes ditunggu wae, mengko lak dihubungi…” Pakne tetap sabar menenangkan. “Wes kono sholat disik” Suara Pakne tenang, membuat Mbok Marni bergegas menuju tempat wudhu.

Selama wudhu, pikirannya berkecamuk. Antara khawatir, jangan-jangan yang jualan abal-abal, atau penipuan, atau…. “Ah dipikir malah tambah mumet” pikir Mbok Marni.

Di basuhan wajahnya, terus Mbok Marni berdoa, “Duh Gusti… Paringono ati kulo tentrem… Menawi niki taksih rizki kulo, nyuwun tulung, penjualnya segera hubungi kulo. Tapi jika niki sanes rezeki kulo, nyuwun tambahing sabar ikhlas ya Allah ya Rabbi….”

Usai salam, Mbok Marni tertunduk. Sedikit semburat penyesalan. Mengapa tadi begitu mudahnya terpesona barang jualan. Di online lagi. Yang Mbok Marni baru pertama ini melakukan transaksi online. Ada ndredeg dan takut jika salah nulis dan mencet. Mbok Marni pasrah.

“Makne… Mak… Onok telpon ki….” Suara Pakne membuyarkan lamunan Mbok Marni.
“Soko sopo Pakne…” Mbok Marni bergegas.
“Embuh…mungkin nomor penjuale.

Benar. Suara penelepon terdengar diiringi kesibukan seperti kantor atau toko.

“Kakak… Ini kami dari Toko online, kami mencatat pesanan kakak transaksi sampai 4 kali Kak… Selanjutnya akan kami proses ya…” Suara kastemer servis menerangkan.

“Eeh sebentar mbak…. Saya mau konfirmasi nggih… Bahwa aslinya saya pesan sekali saja, order 5 mukena. Tapi tadi itu prosesnya ngetik suka eror begitu mbak, jadi kepencet sampai 4 kali… Maaf ya mba… Terima kasih… Apa di WA saja nggih mba kersane jelas…” Mbok Marni merasa lega.

“Baik kakak….kami chat nanti lewat WA” suara penjual terdengar seperti mesin. Dan Mbok Marni merasa sedikit bertambah muda karena dipanggil Kakak… ?

“Kami ucapkan terimakasih atas order Kakak hingga 4 kali, dan mohon disertakan bukti transfer, selanjutnya akan segera kami proses” Terlihat chat di hp Mbok Marni.

“Terima kasih Mbak… Saya hanya ingin memastikan nggih bahwa saya hanya pesan sekali dan berjumlah 5 pc. Dan tadi mhn maaf, saya transfernya lupa jumlah totalnya, ternyata saya kurang lima ribu mba, nanti biar saya transfer lagi kekurangannya” Mbok Marni menjelaskan sambil berharap semoga penjual online ini tidak keberatan.

“Terimakasih kak, dan yang lima ribu tidak usah ditransfer kak, gak apa apa Kak, dan akan kami proses order Kakak” Mbok Marni merasa senang dan bersyukur.

“Ya Allah…maturnuwun mba… Semoga jualan Mba tambah laris dan berkah. Ini juga saya beli untuk hadiah embah saya di kampung mba… Maturnuwun.” Mbok Marni merasa girang senyumnya mengembang.

“Aamiin, terimakasih doanya Kak” pesan terakhir dari CS online menenangkan Mbok Marni.

“Pakne… Ya Allah alhamdulillah… Maturnuwun yo Pakne, uang belanja saking Pakne tak pake untuk beli mukena, pasti Simbok Ginem remen sanget… ” Senyum Mbok Minah sumringah.

“Nyuwun pangapunten yo Pakne, misal wau duite yang transfer ternyata penipuan, uang kita hangus, pripun Pakne?” Mbok Marni mencoba minta pendapat Pakne.

“Yo piye meneh, rapopo yo diikhlaske wae Makne…” Dan jawaban ini membuat Mbok Marni makin manis senyumnya di tengah keriput di kening matanya semakin terlihat.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: