Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Poligami Ketakutan Sekali

Ketika PKS mengumumkan seruan kepada kadernya untuk berpoligami, serius, saya adalah salah satu orang yang mendukung program bagus itu. Walau saya sekarang bukan lagi kader PKS.

Sebab apapun partainya, apapun organisasinya dan lain sebagainya, kalau itu adalah program yang bagus, kenapa tidak untuk kita dukung.

Apalagi yang disasar adalah aramil: para janda dan awanis: gadis yang terlambat menikah. Betapa banyak aramil dan awanis di sekitar kita.

Sebab jujur harus diakui, suka tidak suka, cara yang paling efektif untuk menekan jumlah aramil dan awanis ini adalah dengan menggalakkan poligami, sebagaimana
yang sempat dibuat progam oleh PKS.

Bukan saya saja, bisa jadi banyak orang di luar PKS yang mendukung program poligami tersebut, walau mereka bukan kader PKS.

Namun sebaliknya, saya yakin di internal PKS justru banyak yang menentang, walau tentu juga banyak yang mendukung.

Sampai di situ, berlaku pepatah yang sering didengungkan PKS sendiri: Kam minna walaisa fina, wa kam fina walaisa minna = Betapa banyak orang yang sejalan dengan kita, walau tidak sedang bersama kita. Sebaliknya, betapa banyak yang tidak sejalan dengan kita, walau sedang bersama kita.

Lebih jelasnya kalau terkait program poligami tersebut, jadinya: betapa banyak orang-orang bukan kader PKS, tapi mendukung program poligami PKS. Sebaliknya, betapa banyak kader PKS, tapi tidak mendukung program poligami PKS.

Ustadz Surahman sendiri ketika mengumumkan pembatalan program tersebut, tidak secara konkrit menyebut alasannya. Tapi beliau hanya menyebut bahwa PKS akan lebih fokus pada penyelesaian Pandemi.

Lebih jauh Ketua DSP PKS tersebut menyampaikan permohonan maafnya, atas kegaduhan yang ditimbulkan program poligami itu.

Tadinya, setelah berita program poligami PKS itu sampai ke saya, saya diskusi dengan seorang kawan yang masih kader PKS, “Kira-kira ibu-ibu PKS mendukung ta program ini?” tanya saya.

“Iya angel Pak, yo,opo-yo,opo ibu-ibu iku roto-roto ya gak gellem diwayuh!” sergahnya.

Saya sepakat dengan pendapat kawan ini. Kemudian kami mengabsen beberapa kawan PKS yang kami anggap kaya, si fulan, si fulan dan si fulan. Kami anggap mereka ini secara finansial dan kekuatan fisik, sangguplah berpoligami.

Tapi ya tetap saja angel. Angel bukan karena tidak mau atau tidak mampu. Tapi lebih kepada bahwa rata-rata lelaki sekarang memang takwa: takut pada istri tuwa. ?

Lha di internal PKS sendiri, para elit mereka tidak semua berpoligami kok. Bukan mereka gak punya uang, bukan fisik mereka tak berdaya, tapi lebih kepada keberanian yang tak berdaya.

Sekali lagi, ini progam bagus. Andai PKS lebih cermat dan lebih hati-hati, kemungkinan besar program poligami tersebut akan berjaya.

Semisal dijadikan taklimat internal saja, sebagaimana kebanyakan taklimat di PKS selama ini. Tidak usah disampaikan ke publik. Jangan dipublis itu sebagai keputusan partai. Tapi cukuplah disampaikan secara internal, menjadi qarar jamaah.

Tapi repot juga sih, sebab PKS sampai sekarang masih menganut manhaj: partai adalah jamaah dan jamaah adalah partai.

Poligami ini perlu digalakkan, tapi yang melakukannya jangan partai politik. Sebab itu akan menjadikan partai tersebut distigma negatif oleh publik.

Karena bagaimanapun, opini dan narasi para pendukung poligami masih kalah jauh jika dibandingkan propaganda para penentang poligami. Skor yang saya berikan adalah: 3 : 7.

Belum lagi aksi para penganut takwa yang memang cenderung diam. Sebab mereka masih takut pada lemparan sutil, sendok dan garpu. Belum lagi kalau sampai wajan dan piring terbang.

Maka, menyimak penjelasan beberapa alim, ketika menerangkan ayat poligami, memang selaras dengan keadaan yang terjadi sekarang.

Firman Allah Ta’ala: Nikahilah perempuan: dua, tiga atau empat. Ini perintah. Jelas, pakai fi’il amr (fankihu).

Hanya saja, Allah memberikan pilihan, boleh menikahi satu perempuan saja, “Jika kalian takut untuk tidak berlaku adil!”

Jadi kesimpulannya memang, mereka yang ingin menikah lagi, tapi takut semua peralatan dapur di atas pada melayang, adalah para penakut.

Begitupun PKS, meyakini bahwa poligami itu maslahat, tapi progamnya segera dibatalkan. Sebab takut diserbu ibu-ibu atau takut partainya semakin distigma negatif sebagai partai pendukung poligami. (Abrar Rifai)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: