Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Gelorakan Palestina Merdeka

Oleh: Mas Hamy

Konten merdeka dari penjajahan membuat rakyat Indonesia terkoneksi dengan seluruh bangsa dan negara di dunia yang masih terjajah, termasuk terkoneksi dengan bangsa Palestina.

Setahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada tanggal 6 September 1944, Mufti Besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberikan dukungan secara terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dukungan tersebut disampaikan secara terbuka melalui siaran radio oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Sontak jalanan di Palestina dan Mesir dipenuhi gelombang aksi solidaritas dan dukungan kepada kemerdekaan Indonesia.

Bahkan karena dukungan yang disampaikan secara terbuka oleh Syekh Muhammad Amin Al Husaini itu, Muhammad Ali Taher, salah satu pedagang kaya raya dengan sukarela menyerahkan seluruh uangnya yang ada di Bank Arabia. “Terimalah kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia,” kata konglomerat Palestina itu.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan pada tgl 17 Agustus 1945, saat Indonesia membutuhkan pengakuan sebagai negara yang berdaulat, lagi-lagi rakyat dan ulama Palestina bergerak. Mereka mendorong Mesir untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia.

Mesir menjadi negara berdaulat pertama yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Maret 1946. Pengakuan terhadap kedaulatan negara Republik Indonesia yang saat itu belum genap berumur setahun ini menjadi pintu gerbang pengakuan dari negara-negara lain, khususnya yang tergabung dalam Liga Arab.

Inilah yang menyebabkan Bung Karno tidak pernah mau mengakui negara Israel yang diproklamirkan oleh David Ben-Gurion pada 14 Mei 1948. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa Bung Karno tidak mau mengundang Israel dalam Konferensi Asia Afrika pada tanggal 18-24 April 1955.

Puncak dari pembelaan Bung Karno terhadap Palestina adalah saat ia dengan tegas menolak kehadiran kontingen Israel dalam Asian Games tahun 1962 dimana Indonesia menjadi tuan rumah. Konsekuensinya, keanggotaan Indonesia di Komite Olimpiade Internasional (KOI) dicabut.

Dikeluarkannya Indonesia dari KOI tidak membuat Bung Karno melunak. Sang Proklamator itu justru bersikap makin keras hingga kemudian ia menyampaikan pidatonya tentang Palestina yang melegenda,”Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

Karena itulah saat rakyat Palestina terluka, ketika negara Palestina belum berdaulat, maka ada moral sejarah, amanah Bung Karno, dan misi Pembukaan UUD 1945 yang harus kita tunaikan, yakni bahwa kita selalu berdiri bersama rakyat Palestina. We always stand with Palestine.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: