
Serial Memerdekakan Palestina : Mengembalikan Tanah yang Terampas (Bagian 16)
Oleh : Maryam Mustafa Maziun
Tidak adanya gerakan anti-Semit pada masyarakat Turki Usmaniyah, membuat Turki menjadi salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana orang Yahudi dapat hidup dengan bebas.
Beruntungnya Yahudi saat tinggal dalam wilayah kekuasaan Islam (Turki Usmaniyah), karena mereka bisa hidup nyaman berdampingan hingga kemudian mereka sendiri yang berfikiran buruk dan tak berterimakasih.
Selanjutnya, penganiayaan yang terjadi pada mereka di Eropa, membuatnya belajar dan mencari cara agar demi kehidupan kedepan mereka tidak hanya bisa eksis atau survive, tetapi sangat berdaya mengembangkan diri dan menguasai.
Karena itu mereka mulai berfikir dan berjuang untuk memiliki rumah nasional.
Yahudi yang punya sejarah kelam di Eropa dan sejarah gemilang di era Nabi Daud As juga Nabi Sulaiman As di Palestina, merasakan peluang untuk bisa berkuasa di wilayah Turki Usmaniyah yang mulai renta dan lemah. Dengan demikian mereka memantapkan diri untuk merampas Palestina dengan cara licik, buas dan brutal.
Seperti halnya di tempat lain di dunia, orang-orang Yahudi juga terlibat dalam perdagangan di Kekhalifahan Usmaniyah.
Mereka terlibat dalam perdagangan barang-barang berbagai jenis, termasuk barang-barang seperti tekstil, rempah-rempah, logam, dan barang dagangan lainnya. Mereka juga terlibat dalam perbankan, keuangan, dan industri lainnya.
Selain berperan dalam perdagangan lokal, komunitas Yahudi juga menjalankan hubungan perdagangan internasional dengan berbagai negara dan wilayah, terutama di Eropa Timur.
Keberhasilan komunitas Yahudi membangun bisnisnya, memberikan mereka posisi ekonomi yang kuat dalam kekhalifahan Turki Usmaniyah. Bahkan mereka memberikan pinjaman kepada istana dan pemerintah sejak abad ke-16.
Baca Juga : Yahudi Melumpuhkan Kekhalifahan Turki (Part 1)
Melalui pinjaman ini, orang Yahudi yang ada di Turki memperoleh kekuatan yang cukup untuk memasuki otoritas politik.
Optimis dengan impian untuk bisa kembali ke tanah sejarahnya, maka bangsa Yahudi membentuk gerakan Zionisme yang salah satu tokoh utamanya bernama Theodor Hertzl (1860 – 1904).
Herzl di kemudian hari secara khusus disebut namanya dalam Deklarasi Kemerdekaan Israel, sebagai “The Father Of The Jewish State” atau “Bapak Negara Yahudi”.
Pada periode tersebut, Zionis mencari dukungan moral dan finansial sebagai upaya mewujudkan cita-cita mereka mendirikan pemerintahan di Palestina.
Tidak semua orang Yahudi mendukung gerakan ini. Meskipun demikian beberapa dari mereka, terutama di Eropa memberikan dukungan yang signifikan baik secara finansial maupun politis.
Kegiatan tersebut memicu ketegangan dengan pemerintah Turki Usmaniyah, karena hal itu berarti menantang klaim atau kontrol kekhalifahan terhadap wilayah Palestina.
Terkait
Yahudi Melumpuhkan Kekhalifahan Turki (Part 1)
Palestina di Akhir Kekhalifahan Turki Usmaniyah
Asal Usul Nama Palestina