Serial Memerdekakan Palestina : Mengembalikan Tanah yang Terampas (Bagian 8)
Seperti yang disampaikan pada ulasan bagian I, Nabi Dawud AS, membangun kerajaan dan memerintah di wilayah Palestina setelah menghancurkan Raja Thalut. Kepemimpinan Nabi Dawud kemudian dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman AS.
Saat kepemimpinan Sulaiman, Palestina berada pada puncak keemasannya dalam segala aspek, namun setelah Nabi Sulaiman AS wafat, negara terpecah dua menjadi kerajaan Yahuda dan kerajaan Israel. Dua kerajaan tersebut saling memerangi hingga kerajaan Israel tidak bertahan lama, sedang kerajaan Yahuda dengan ibu kota Al Quds bertahan hingga 586 SM.
Baca Juga : Asal Usul Nama Palestina
Kerajaan Yahuda runtuh setelah dikalahkan Babilonia (Irak) di bawah kepemimpinan Nebukadnezar. Sekitar dua abad lebih, Palestina dikuasai oleh Persia.
Sejarah kemudian menegaskan bahwa kerajaan Romawi (Bizantium) menguasai Palestina setelah mengalahkan Persia.
Ekspansi Islam ke wilayah Irak (Persia) dan Syam (Yordan, Siria, Libanon dan Palestina) terjadi pada saat kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab RA.
Upaya pembebasan wilayah Palestina ditandai dengan perang Ajnadain dan Yarmuk di bawah kendali panglima perang Khalid bin Walid (10. 000 pasukan), Abu Ubaidah ibnulJarrah (5. 000 pasukan), Yazid bin Abu Sufyan (6. 000 pasukan), Syurahbil Hasanah (6. 000 pasukan), Ammar bin Ash (7. 000 pasukan) , dan Ikrimah bin Abu Jahal (2. 000 pasukan), yang terbukti memenangkan peperangan dan pasukan Romawi menarik diri dari kota Yerusalem.
Perlu difahami bahwa Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632, kaum Muslimin membutuhkan cengkraman yang kokoh di Jazirah Arab. Mereka mulai berpikir untuk berekspansi di luar tanah air mereka dengan mempertimbangkan realitas geopolitik.
Baca Juga : MENGEMBALIKAN TANAH YANG TERAMPAS (Bagian 4) : Syariat Yahudi.
Khalifah Abu Bakar melanjutkan misi Nabi Muhammad SAW, yang sebelum wafat hendak membentengi Islam dengan “memberi warna Islam” pada dua kekuatan besar saat itu, Romawi di Barat Laut dan Persia di Timur Laut.
Karena itulah sebelum wafat Nabi mengirim surat pada raja Heraclius penguasa Romawi dan Kisra Persia untuk masuk Islam atau jika enggan, maka mereka harus membayar jizyah. Jika tidak memilih dua opsi di atas maka mereka akan ditaklukkan demi keamanan agama dan umat Islam.
Selanjutnya setelah pasukan khalifah Umar bin Khattab bisa membebaskan Palestina dari cengkraman Romawi (juga Persia), maka rakyat Palestina hidup sejahtera di bawah naungan Islam. Cahaya kemulyaan Islam memancar terang benderang.
Perdamaian, kerukunan antar bangsa dan agama sangat terwujud, karena khalifah Umar sebagai pemimpin muslim yang sholeh sangat mementingkan toleransi dan rahmat Islam bagi seluruh alam.
Kesejahteraan terus berlanjut sepanjang Kekhilafahan Islam yang lurus memerintah di wilayah tersebut.
Khalifah Umar bin Khattab mencari lokasi bangunan masjid Aqsho dan membersihkannya, karena saat ditemukan masjid yang pernah menjadi kiblat umat Islam dan tempat Nabi Muhammad SAW menjadi imam sholat bagi para Nabi sebelum mikraj tersebut ternyata menjadi tempat tumpukan sampah.
Renovasi dilakukan agar masjid Aqsho kembali termuliakan sebagai tempat sholat.
(Bersambung)
Terkait
Yahudi Melumpuhkan Kekhalifahan Turki (Part 2)
Yahudi Melumpuhkan Kekhalifahan Turki (Part 1)
Palestina di Akhir Kekhalifahan Turki Usmaniyah