Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Seberapa Tingkat Tawakalmu?

Oleh: Isparmo SEO

Suatu ketika kita melakukan perjalanan tugas ke luar kota bersama teman kantor kita menggunakan pesawat terbang. Sewaktu di ruang tunggu bandara tiba-tiba kebelet pipis ke toilet, maka kita titipkan semua barang bawaan kita ke teman kantor tersebut. Barang yang kita titipkan berupa travel bag yang berisi laptop dan dokumen-dokumen penting perusahaan.

Kita tenang saja menuju toilet dan menyelesaikan hajat buang air kecil tanpa rasa khawatir sedikitpun atas travel bag yang kita titipkan ke teman. Kok bisa kita percayakan travel bag yang berisi barang berharga dan dokumen penting ke teman kantor tersebut, tanpa ragu tanpa khawatir. Karena kita sudah mengenal baik teman itu. Sudah tahu kalau dia bisa dipercaya dan dia mampu menjaga barang-barang kita. Itu semua kita ketahui karena sering berinteraksi di kantor dalam waktu yang lama, mungkin bertahun-tahun, sehingga mengenal dia dengan baik.

Nah, analogi di atas juga bisa kita ambil dalam hubungan kita dengan Tuhan Semesta Alam, Allah swt. Kita sering mendengar kata Tawakal kan ? Yang artinya berserah diri kepada Nya setelah melakukan usaha. Terutama pada kondisi pandemi Covid-19 ini, Tawakal seharusnya menjadi kosa kata favorit yang ada dalam hati kita.

Bagaimana tidak ? Virus Covid-19 ini sudah menjadi sesuatu yang sangat mempengaruhi bagi manusia seluruh dunia. Yang paling dipengaruhi tentu bidang kesehatan. Sampai saat ini sudah lebih dari 1 juta manusia meninggal akibat virus ini. Silahkan cek datanya di https://en.wikipedia.org/…/Template:COVID-19_pandemic_data

Tentu saja data kematian ini bisa terus bertambah, karena kita belum tahu sampai kapan obat atau vaksin virus ini ditemukan dan aman dipakai oleh menusia. Yang menjadi salah satu permasalahan terbesar dampak dari virus ini adalah pengidap virus yang tidak bergejala (OTG), karena susah ditandai kecuali setelah dilakukan test SWAB PCR. Padahal biaya tes SWAB ini masih mahal, masih di atas Rp 1 juta di Indonesia.

Jadi orang yang nampak sehat, tidak batuk, tidak pilek, tidak demam, tidak sesak napas, bisa jadi pengidap virus dan bisa menularkannya kepada kita.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghindari tertular virus ini ? Seperti yang sudah dicanangkan pemerintah, lakukan 3M : Memakai Masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak dan hindari kerumunan.

Nah, sebagai muslim, setelah melakukan itu semua, seharusnya tambah lagi dengan Berdoa dan Tawakal kepada Allah. Serahkan semuanya kepada Allah, ridho akan ketentuannya. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, Allah lah yang menentukan.

Jadi rumusnya : Usaha + Doa + Tawakal. Rumus ini sangat mudah dihapalkan, tapi apakah mudah dilaksanakan?

Untuk variabel Usaha dan Doa ini lebih mudah dilakukan. Sedangkan Tawakal ini bisa lebih sulit dilakukan karena ini kegiatan hati. Hati ini tidak bisa direkayasa hanya dengan cara mulut sering mengucapkannya. Mulut kita sering mengatakan aku sudah bertawakal kepada Allah, tapi apakah hati kita mantab, tidak ragu sedikitpun atas ucapan itu ? Seberapa yakinkah kita kepada Allah?

Kembali pada cerita di awal, tentang kemantapan tanpa keraguan untuk menitipkan barang berharga kepada teman, karena adanya rasa percaya yang tinggi setelah mengenal dan berinteraksi lama dengan teman kita tersebut. Padahal bisa saja teman kita khilaf, karena sangat membutuhkan uang, lalu membawa pergi barang berharga kita. Namanya juga manusia, tempat salah dan dosa.

Begitu juga dengan Tawakal kepada Allah. Kemantapan hati untuk bertawakal, untuk menyerahkan hasilnya usaha kita kepada Allah, tidak bisa direkayasa hanya dengan mengucapkannya, tanpa mengenal dan tanpa sering berinteraksi dengan Allah. Bagaimana cara mengenal Allah ? Dengan cara belajar dan mendengarkan kajian para ustadz, membaca dan mempelajari Al Quran dan kitab-kitab hadits, serta membaca buku-buku agama. Bagaimana cara berinteraksi dengan Allah?

Dengan beribadah, menjalankan ibadah wajib ditambah dengan ibadah sunah, terutama ibadah sunah yang sangat disarankan, seperti Sholat Tahajud di sepertiga malam terakhir. Ditambah dengan berdzikir pada tiap keadaan.

Untuk mengetahui seberapa tingkat Tawakal kita, mari kita cek seberapa yakin kita atas salah satu janji Allah ini :“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Qs. Ath-Thalaq : 2-3)

Akibat Covid-19 ini banyak diantara kita yang penghasilannya berkurang drastis. Padahal kita sudah berusaha untuk tetap mencari nafkah untuk anak istri, tapi masih masih belum mencukupi. Sudah pula berdoa. Apakah hati kita sudah tenang dan yakin akan janji Allah di surat Ath Thalaq ayat 2-3 tersebut ?

Keyakinan, ketawakalan kita kepada Allah, atas janji Allah di Qs. At Thalaq atau di ayat-ayat lainnya, sangat dipengaruhi oleh, seberapa banyak waktu yang kita gunakan untuk mengenal Allah? Padahal sumber untuk mengenal Allah sekarang sangat banyak dan mudah didapatkan, buku-buku, kitab-kitab dalam bentuk cetakan di toko buku, atau dalam bentuk Ebook yang gratisan atau berbayar yang bisa di download serta kajian-kajian para ustadz di Youtube, apakah sudah kita baca dan dengarkan? Berapa menit dibaca atau didengarkan dalam sehari ? Atau dalam semimggu, atau dalam sebulan?

Kemudian ibadah yang sudah dilakukan, sudah seberapa banyak? Yang wajib tentu sudah bisa dikerjakan. Tapi yang sunah apakah juga sudah dilakukan? Sholat Dhuha dan Tahajud berapa kali dikerjakan dalam seminggu? Membaca Quran berapa banyak dalam sehari ? Infak dan sedekah berapa kali?

Silahkan dijawab pertanyaan-pertanyaan di atas dalam hati kita masing-masing. Jawaban tersebutlah yang bisa menjawab seberapa Tawakal kah kita kepada Allah swt. Ingat, Tawakal kepada Allah yang akan menjadikan hati kita tenang terhadap apapun kondisi dan keadaan kita.Semoga bermanfaat.

Jakarta, 26 November 2020

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: