Selain masa muda yang harus dijaga sebelum datangnya masa tua, kecukupan sebelum datang miskinmu, sempat sebelum sempitmu, hidup sebelum mati, satu hal lagi yang sangat serius Baginda Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam– wasiatkan kepada Abu Hurairah, hendaklah kita menjaga sehat sebelum sakit.
Hadis di atas terkenal dengan: Ightanim khamsan qabla khamsin = jagalah yang lima sebelum datang yang lima!
Menjaga kesehatan sebelum sakit itu memang penting. Walau bagaimanapun kita tetap tak akan bisa menolak jika sakit memang sudah datang. Tapi kita tetap harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan yang Allah Ta’ala berikan.
Sungguh sehat itu teramat mahal dan berharga. Betapa banyak harta yang harus terkeluar jika sakit sudah mendera. Betapa banyak pekerjaan atau urusan yang harus terbengkalai jika kita sudah terkulai di atas pembaringan.
Ada banyak keluarga dan orang-orang tersayang yang harus kita bikin repot jika kita sudah sakit. Orang tua, anak istri dan kawan-kawan baik, mereka semua resah berharap kita segera pulih. Waktu, tenaga, harta mereka berikan untuk membantu kita.
Ada rasa ingin menyerah saat sakit demikian mendera. Tapi mengingat dukungan dari orang-orang di atas, semangat itu kembali menyala. Belum lagi kewajiban yang Allah berikan, bahwa kalau kita sakit, tetap harus berobat!
Perkara sakit memang menjadi salah satu penyebab kematian, itu sepenuhnya adalah hak Allah yang akan menjadi penentu. Tapi sakit tetap harus berobat!
Baca Juga : Ampunan di Pertengahan Ramadhan
Tapi sebagai orang yang sedang merasakan selama enam bulan ini keluar masuk rumah sakit, saya begitu bisa mengerti kalau ada di antara penderita yang mungkin sampai pada titik putus asa.
Namun sebagai orang beriman, harapan harus terus kita panjatkan bahwa Allah dengan segenap kasih sayang-Nya pasti akan memberikan kesembuhan.
Sungguh kesembuhan itu teramat dekat jika Allah sudah berkehendak. Ketika sembuh belum juga datang menyambangi, yakinlah bahwa semua itu adalah satu di antara cara Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menggugurkan dosa-dosa kita.
Sebab sebagai manusia yang memang sangat rentan melakukan dosa, entah sudah seberapa menggunung dosa yanh telah kita lakukan, entah sudah berapa hitungag pepasir di pantai, perintah dan larangan Allah yang telah kita langgar.
Semua dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan, adalah ancaman penderitaan yang mengabadi kelak di akhirat. Maka, tetaplah berhusnuzhzhan pada Allah, bahwa sakit adalah cara Allah untuk menyelamatkan kita kelak di akhirat, pada hari tidak ada lagi yang sanggup menolong kita kecuali amal-amal shaleh dan kebajikan.
Maka, kau yang saat ini sedang didera sakit, bersabarlah. Sebab sakit akan berakhir, sehat pun akan menemukan sakitnya. (Abrar Rifai)
Terkait
Dalam Kegagalan, Kutemukan Kekuatan
Zona Nyaman Vs Pertumbuhan
Sikap “Masa Bodo” Tameng Kejulidan