
Gengsi!
Itulah salah satu yang mendasari mengapa lidah ini terasa kelu untuk berkata “tidak tahu” ketika ditanya orang lain. Apalagi kalau hal itu terkait dengan keilmuan kita. Semakin kelu jika itu ada di sebuah forum yang dihadiri oleh orang banyak.
Mengapa sebenarnya kita menjadi kelu?
Mengapa harus kelu?
Padahal kita hanyalah manusia biasa yang sangat punya keterbatasan.
Banyak orang hebat yang berani mengatakan “tidak tahu” ketika ditanya. Itu samasekali tidak menjadikan dia terhina.
“Semakin kita jujur tentang kemampuan dan kekurangan kita, maka akan semakin tinggi rasa percaya diri Anda!”
Terlebih kepada orang lain. Semakin kita jujur dan bersikap terbuka mengenai kekurangan dan kemampuan kita kepada orang lain, maka akan semakin kita mengurangi rasa takut kita kepada diri kita sendiri. Karena tidak ada kecemasan tentang apapun yang kita ungkapkan kepada orang lain.
Jadi, itulah mengapa banyak tokoh besar yang tidak ragu untuk berkata tidak tahu walaupun dia berhadapan dengan sekumpulan orang yang mempunyai ekspektasi besar kepadanya.
Wajar. Kita hanya manusia. Banyak kekurangan itu wajar.
Malaikat saja tidak ragu menjawab tidak tahu ketika Allah bertanya : “Sebutkan kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar!”(QS. Al-Baqoroh : 31)
Para malaikat pun menjawab : “Maha Suci Engkau, tidak ada ilmu bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Enggau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Baqoroh : 32 )
Jadi, apakah masih kelu untuk berkata tidak tahu jika memang benar tidak tahu?
1 thought on “Santuy Terhadap Ekspektasi”