
Jika dipikir-pikir, hidup seperti burung itu lebih ringan. Mereka hidup untuk saat ini. Bukan untuk esok, apalagi masa kemarin.
Saat ini yang diurus adalah urusan saat ini. Urusan besok biarlah apa kata besok.
Mereka berangkat dari sarangnya menuju alam bebas dengan pertu kosong. Namun ketika pulang, tidak ada satu burung pun yang membawa “oleh-oleh” makanan untuk dimakan besok.
Urusan perut besok ya diurus besok!
Itulah burung.
Mereka benar-benar hidup di masa saat ini. Bukan hidup di masa esok, apalagi masa lalu.
Banyak manusia yang akhirnya kehilangan jati dirinya karena tidak hidup di masa sekarang.
Mereka masih menyimpan kenangan di masa lalu dengan sangat kuat. Pun di sisi lain dia juga seakan hidup di dalam mimpinya.
Alhasil mereka pun tersesat. Tidak hidup di masa lalu maupun di masa depan. Terombang ambing antara masa lalu dan masa depan.
Apalagi jika dia mempunyai masa lalu yang dia terus memprotesnya. Ini seakan dia yang di tangannya terdapat sekuntum bunga mawar. Alih-alih dia mencium wangi bunga mawar itu, malah dia sibuk menggerutui durinya.
Betapa sulitnya kehidupannya. Dia seakan tidak memiliki apapun. Masa depan tidak, masa lalu pun hanya fatamorgana. Karena sejatinya yang sedang ia genggam saat ini adalah masa saat ini.
Sepertinya ini perlu Latihan. Menggenggam masa saat ini akan membuat kita hidup di masa sekarang dan juga akan terasa lebih bebas.
Masa lalu adalah Pelajaran. Masa depan tergantung dari apa yang dilakukan oleh kita di masa sekarang.
Semuanya berkesinambungan..
2 thoughts on “Pengembara Masa Lalu ke Masa depan”