Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Mengabadikan Cinta

Oleh: Inu Kerta Pramudya

Suatu kali, karena urusan pekerjaan, saya diharuskan menempuh perjalanan luar kota. Saat itu tak bisa saya tolak. Kadung sepakat biar cepat-cepat selesai.

Biasanya, saya seorang yang antusias menyambut perjalanan luar kota, perjalanan dengan serangkaian pekerjaan berarti juga piknik gratis dan menyusur pengalaman-pengalan baru suatu wilayah.

Tapi ternyata, moving satu tempat ke tempat lain secara marathon membuat saya kelelahan. Saya jadi sering berhenti untuk sekedar menghibur fikiran. Menyerap energi positif dari tempat satu ke tempat lain. Memilih tempat yang asri, nge-teh di warung pinggiran, atau sekedar mengambil foto dan video.

Sembari mengambil foto, saya menyadari sebuah hal, bahwa saya sedang berusaha mengabadikan sesuatu yang–saat saya melewatinya kembali nanti–segala sesuatunya telah berbeda; cahaya, awan, warna langit, burung-burung, dedaunan yang bergerak dihembus angin, tentu tak akan sama.

Teknologi mungkin bisa membantu kita mengabadikan moment demi moment sejelas netra kita. Tapi hingga saat ini, belum ada teknologi yang secara tepat ‘mengambil gambaran perasaan’ kita dengan detail.

Bisa jadi kita tertawa, namun hati sedang tersayat. Kita hanya merasa bahagia, lega, sedih, kecewa dll dalam kendali situasi sekitar kita.

Saya teruskan perjalanan, saya niatkan bersilaturahmi meski entah bertemu dengan siapa dan bagaimana situasinya. Bersiap dengan segala kemungkinan yang tak mengenakkan, tanpa memikirkan hal-hal yang akan terjadi. Bismillah sedari awal, Just do it! (Meskipun artinya nampak bersayap, iyain sajaaa haha)

Alhamdulillah, survey ke pelosok dusun membuat cara pandang pun berubah. Perasaan negatif pelan-pelan luruh juga, keramahan yang terserak diberbagai sudut, menikmati obrolan ringan bersama secangkir kopi panas membuat kepenatan saya hilang.

Ketika saya merenungi sejenak, kenapa saya harus merasa tak antusias, saya merasa malu. Tampaknya, saat itulah teknologi ‘capture emosional’ bekerja dengan detail. Tiba-tiba saya menjadi bahagia dan lega.

Ada sekian banyak cinta yang Alloh tunjukkan di awal saya memulai perjalanan hingga sampai di tempat-tempat yang saya akan tuju. Tanda cinta-Nya ada disetiap segala hal yang saya tatap, namun karena ketergesaan saya, mata saya hanya menatap kosongnya, bukan cinta-Nya.

“Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam”. (Jalaluddin Rumi)

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: