Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Mustajabnya Doa Pada Sepertiga Malam

Oleh: KH. Ahmad Mudzoffar Jufri

Allah Ta’ala berfirman tentang salah satu sifat orang-orang muttaqin (yang artinya), “Dan di akhir-akhir malam, mereka selalu beristighfar memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzaariyaat: 18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya), “Rabb kita Allah Tabaraka wa Ta’ala selalu turun (dengan sifat dan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya) ke langit terendah pada setiap malam ketika tinggal sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Dan siapa yang beristighfar memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampunkan.’” (HR. Muttafaq ‘alaih dari sahabat Abu Hurairah ra.)

Ustadz Muhammad Al-Mukhtar Al-Syinqithi bercerita tentang seorang laki-laki yang mengalami masalah dengan bidang pekerjaan dan status kepegawaiannya. Dia mengalami ketidakcocokan antara bidang pekerjaan dan posisi yang diberikan sampai-sampai hal itu membuatnya begitu terbebani dan tertekan.

Saat ditaqdirkan berjumpa dengan Ustadz Muhammad Al-Mukhtar, tekanan batin dan kegalauan hati yang dirasakannya akibat hal itu, sudah benar-benar sampai puncaknya. Ia mengatakan, butuh seseorang yang memiliki akses dan pengaruh terhadap pemegang kewenangan dalam penempatan pegawai.

Ia bertanya kepada Ustadz Al-Mukhtar, “Apakah Ustadz sempat melihat dan bertemu dengan si fulan (seseorang yang diharap bisa membantunya)?”

Ustadz Muhammad menjawab, “Tidak, aku tidak melihatnya dan belum bertemu dengannya.”

Lalu Ustadz Muhammad Al-Mukhtar bertanya balik, “Apakah masalahmu sudah kelar?”

Ia menjawab, “Sampai sekarang masih belum, Ustadz. Justru itu saya sangat butuh bantuan seseorang yang berpengaruh dalam hal ini.”

Selanjutnya Ustadz Al-Mukhtar berkata, “Sebenarnya ada yang bisa menuntaskan masalahmu dan menghilangkan kegundahanmu!”

Si lelaki itu pun penasaran dan bertanya, “Apakah dia bisa memberi pengaruh terhadap pejabat pemegang kewenangan kepegawaian?”

“Ya, sangat berpengaruh,” jawab Ustadz Muhammad.

Si lelaki bertanya lagi, “Apakah Ustadz mengenalnya dan bisa berbicara dengannya tentang masalah saya?”

“Ya, tentu, dan bahkan engkau pun bisa berbicara langsung dengannya!” jawab Ustadz.

“Tapi sebaiknya Ustadz saja yang berbicara dan menyampaikan kepada beliau, semoga Allah memberi balasan sebaik-baiknya kepada Ustadz,” timpal lelaki itu.

“Tapi siapa sebenarnya beliau ini?” tanyanya lagi dengan penuh rasa penasaran.

Ustadz Al-Mukhtar pun akhirnya menjawab, “Dia, tiada lain, adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala!”

Nah, saat tahu bahwa yang disebut oleh Ustadz Muhammad adalah nama Allah, justru tampak sikap keraguan dalam dirinya. Karena ia memang tidak menduga sama sekali sebelumnya bahwa yang dimaksud beliau adalah Allah.

Ustadz Al-Mukhtar lalu berujar, “Wahai saudaraku, ittaqillah! (sadar dan bertaqwalah kepada Allah!) Andai aku sebut nama seseorang di antara manusia (yang engkau harap bisa membantumu), mungkin engkau akan bersemangat dan langsung mengajak bergegas untuk menemuinya! Tapi begitu nama Allah yang aku sebutkan, mengapa engkau justru tampak bimbang dan ragu? Ya berarti engkau belum cukup mengenal Allah! Apakah engkau sudah mencoba doa pada sepertiga malam akhir?”

Setelah itu, keduanya berpisah. Sepekan kemudian, saat ditaqdirkan bertemu kembali, Ustadz Muhammad mendapati lelaki tersebut dengan wajah yang berseri-seri.

Ia berkisah, “Sungguh heran, setelah berpisah dengan Ustadz sepekan lalu itu, dengan taufiq Allah, tiba-tiba saya jadi mudah sekali bangun malam, seakan-akan ada seseorang yang membangunkanku. Sehingga dengan kehendak Allah, aku pun bisa shalat malam, lalu berdoa dan bermunajat kepada Allah pada malam itu di sepertiga malam terakhir-nya, sekuat-kuatnya dan sekhusyuk-khusyuknya.”

“Pada pagi harinya, saat berangkat menuju tempat kerja, dengan kehendak Allah tiba-tiba aku mengubah arah dan mengambil jalan lain, yang membuatku melewati sebuah instansi. Lalu aku pun turun dan bertanya tentang kepala kantor instansi tersebut. Ternyata beliau menyambutku dengan sangat baik.”

“Ketika kuceritakan kepada beliau tentang masalahku, secara tak kuduga sama sekali tiba-tiba beliau berkata, ‘Di mana Anda selama ini? Sungguh kami sangat membutuhkan potensi dan keahlian seperti yang Anda miliki ini.'”

Lalu beliau langsung memberiku dua pilihan tugas dan kedudukan (yang sesuai dengan bidang dan kecenderunganku). Semula aku hanya mengangankan posisi yang lebih rendah dari keduanya! Subhanallah! Sungguh benar-benar mujarab berkah, doa dan munajat pada sepertiga malam akhir!” []

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: