Orang Ramai

Berita Cinta & Cerita

Menggapai Kebaikan Seribu Bulan

Menggapai Kebaikan Seribu Bulan by orangramai

Penulis : KH. Ahmad Mudzoffar Jufri

Meskipun hanya semalam, lailatul qadar adalah malam yang sangat diberkahi (QS. Ad-Dukhan: 3). Ganjarannya berlipat hingga lebih dari 30.000 atau lebih baik dari 1.000 bulan (QS. Al-Qadr: 3).

Jika seseorang bisa memperoleh 2% saja dari keberkahannya, maka biidznillah… itu sudah lebih dari cukup untuk membuat hidupnya berlimpah keberkahan selama minimal 12 bulan ke depan.

Keberkahannya meliputi keluarga, anak-anak, umur, waktu, fisik, hati, pikiran, ilmu, amal, ibadah, dakwah, studi, kerja, harta, karya, prestasi dan banyak lainnya.

Hanya orang zalim yang menyia-nyiakan momentum paling spesial yang tidak ternilai tersebut, tanpa upaya sungguh-sungguh untuk mendapatkannya!

Namun, bagaimana dan dengan cara apakah kita bisa meraih keberkahan malam seribu bulan tersebut? Berikut beberapa kiat praktis.

Untuk malam-malam yang telah berlalu di mana mungkin saja lailatul qadar telah terjadi, maka lakukanlah minimal dua hal berikut:

Pertama, berdoalah semoga amal ibadah dan seluruh ketaatan yang telah kita lakukan pada malam itu, diterima oleh Allah. Serta dijadikan sebagai sebab untuk memperoleh keberkahan lailatul qadar.

Baca Juga : Menjadi Orang Tua, Tak Boleh Berhenti Berdoa

Kedua, bertobatlah dengan taubatan nashuha dan beristighfarlah sejujur-jujurnya dan sebanyak-banyaknya atas segala kemalasan, keteledoran, kekurangan, kelemahan, dan mungkin kemaksiatan yang masih kita lakukan. Sebab, kalaupun seseorang tidak layak memperoleh lailatul qadar dengan amal ibadah “ala kadar” yang ia lakukan, ia tetap memiliki harapan besar untuk meraihnya berkat tobat dan istighfar yang ia upayakan.

Tobat dan istighfar tidak hanya menghapus daftar dosa dan catatan keburukan saja, tapi juga menggantinya secara otomatis dengan daftar pahala dan catatan kebaikan (QS. Al Furqan: 70). Maka, tobat dan istighfarlah yang harus menjadi prioritas amal kita pasca Ramadhan nanti.

Sedangkan untuk malam-malam tersisa yang akan datang, maka kuatkan niat, bulatkan tekad, dan ber-isti’anah (memohon pertolongan) kepada Allah agar bisa memaksimalkan mujahadah (upaya keras) dalam taqarrub ilallah (pendekatan diri kepada Allah) sesuai batas kemampuan. Optimistislah bahwa malam itu adalah lailatul qadar.

Dan ingat, janganlah membedakan antara malam ganjil atau genap. Sebab, sebagian ulama berpendapat lailatul qadar tetap mungkin terjadi pada malam genap.

Terakhir, jangan pernah lupa dan lalai bahwa amal, aktivitas, dan kualitas puasa seseorang pada siang hari, merupakan faktor penentu utama dalam upaya meraih keberkahan lailatul qadar.

Ya Allah, karuniakanlah lailatul qadar kepada kami semua, dan janganlah Engkau masukkan kami dalam kelompok orang-orang zalim dan lalai yang dijauhkan dari keberkahan-keberkahannya. Amin.

Pin It on Pinterest

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
%d bloggers like this: